Makin Cakap Digital

Belajar Etika Digital di SMP Lampung Timur

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan beberapa SMP di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung

Featured-Image
Nobar literasi digital garapan Kemenkominfo.

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI berkolaborasi dengan beberapa SMP di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung melaksanakan literasi digital sektor pendidikan.

Kegiatan secara nonton bareng (nobar) mengangkat tema “Etika Pelajar di Dunia Digital”. Berlangsung pada Senin (12/6) pukul 10.00-12.00 WIB.

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman. Yaitu dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar Bahas Pendidikan Karakter Gen-Z

Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dan dimana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial. Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat. 

Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar, Pendidikan Karakter Gen Z Jadi Fokus

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik. “Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar, Pendidikan Karakter Gen Z Jadi Fokus

Kegiatan nobar yang menyasar target segmen pelajar SMP sukses dihadiri oleh sekitar 9.000 peserta, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Kegiatan diawali dengan sambutan dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, dihadiri narasumber Cecep Nurul Alam, ST., MT. (Dosen Informatika UIN Bandung), narasumber lain Ratnaningsih,S.Pd. (Waka Kurikulum SMPN 1 Batanghari), kemudian bersama Key Opinion Leader (KOL) Reni Risti Yanti (Presenter), serta Siti Kusherkatun, S.Pd.I sebagai juru bahasa isyarat, dipandu oleh pembawa acara (MC) Drs .Joko Mursito dan dipandu moderator Diny Brilianti.

Sejumlah narasumber berkompetensi mengisi nobar literasi digital garapan Kemenkominfo.
Sejumlah narasumber berkompetensi mengisi nobar literasi digital garapan Kemenkominfo.

Pada sesi pertama, narasumber Cecep Nurul Alam, ST., MT. menyampaikan materi keamanan digital, terdapat berbagai risiko di ruang digital seperti penipuan dan pencurian akun, untuk itu, diperlukan pemahaman bagi pelajar terkait keamanan digital. Aman bermedia digital yaitu dengan memastikan keamanan perangkat digital termasuk media sosial dan aplikasi perpesanan dengan menggunakan password yang kuat dan mengaktifkan 2FA (Two Factor Authentication), menginstall aplikasi dari tempat resmi, menggunakan antivirus, menjaga data pribadi dengan tidak membagikan data pribadi ke publik, tidak sembarangan mengklik tautan, tidak merespon panggilan telepon dan pesan yang ujungnya meminta data pribadi atau password dan PIN, mengenali dengan siapa kita berkomunikasi di internet, berhati-hati saat belanja online dengan memastikan penjual terpercaya dan belanja di tempat terpercaya, dan harus memastikan bahwa orang di sekitar kita memiliki pemahaman yang sama terkait keamanan digital.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Pidie, Pentingnya Perlindungan Anak di Dunia Online

“Panduan dasar di ruang digital, satu, menjaga privasi, tidak mudah membagikan informasi data diri di media sosial atau dimanapun, jaga keamanan, keamanan akun ya terutama, karena akun, gmail, itu benar-benar identitas digital ya yang perlu kita jaga, membuat kata kunci yang sulit ditebak ya, kemudian menghindari hoaks, jadi jangan percaya dengan berita yang diterima sebelum melakukan klarifikasi, jadi jangan begitu saja percaya, tapi harus check dan recheck, thinking sebelum posting, mikir dulu baru posting ya, jangan posting dulu baru mikir, kemudian menyebarkan hal yang positif, dunia digital kita positif pasti akan membawa hawa positif juga, kemudian gunakan seperlunya, tadi udah disampaikan oleh Pak Kepala Sekolah tadi ya, bahwa gunakan seperlunya, jangan melulu main handphone, masih banyak kerjaan produktif yang lain yang di luar handphone,” ujar Cecep. 

Giliran narasumber kedua, Ratnaningsih,S.Pd. menjelaskan mengenai etika digital, para pelajar harus memiliki etika yang baik agar dapat bijak dan bertanggung jawab di ruang digital. Etika digital bagi pelajar yakni dapat menyaring informasi yang bermanfaat, tidak mengakses informasi yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain, melakukan verifikasi informasi sebelum menyebarkannya, menggunakan bahasa yang baik dan sopan, menghindari menyinggung SARA, menghindari pornografi dan aksi kekerasan, serta menghargai karya orang lain. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Pidie, Pentingnya Perlindungan Anak di Dunia Online

"Apabila kita ingin mengikuti akun-akun tertentu, difilter, disaring, pilih akun-akun yang baik, jangan semua akun yang ada kita ikuti, hindari berbagi informasi pribadi, pilih teman yang akan dijadikan teman di dalam media sosial, pilihlah orang-orang yang menjadi inspirasi bagi kemajuan kita, bagi hidup kita, kalau misalnya anak-anak pelajar yang nanti kira-kira bisa menjadi penyemangat di sekolahnya, kemudian lagi hindari akun dan postingan yang negatif, hati-hati sekali anak-anak, etika seorang pelajar di dunia digital sangat luar biasa, pikirkan sebelum membagikan sesuatu, follow orang-orang yang menginspirasimu, hindarilah kebiasaan mengeluh atau curhat, nah ini, jadi kita itu sering kali mengeluh atau curhat di media sosial, nanti dampaknya orang akan membaca kemudian dia akan menanggapi apa yang kita tulis di situ, pada saat mereka menanggapi dengan hal positif, bisa menjadi penyemangat kita, tetapi bagaimana kalau mereka menanggapi dengan kalimat-kalimat yang negatif, kita menjadi tersinggung, terjadi konflik,” jelas Ratna.

Selanjutnya, giliran Reni Risti Yanti yang merupakan seorang presenter, tampil menyampaikan bahwa para pelajar harus memiliki etika yang baik dengan menggunakan internet dengan bijak agar terhindar dari UU ITE, serta harus berpikir dahulu dengan membaca ulang bahasa ketika akan membagikan sesuatu di sosial media. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Deli Serdang, Tantangan dan Kesempatan Gen Alpha Jadi Bahasan

“Kira-kira kalau saya posting ini orang-orang akan tersinggung gak ya, kalau saya mau mengomentari sesuatu gitu, orang-orang akan menerimanya dengan lapang dada atau jangan-jangan malah justru sakit hati yang menimbulkan pertikaian, kalau kira-kira saya banyak ragunya, ya lebih baik saya gak usah, saya ganti dengan bahasa yang lain, atau gak usah sama sekali gitu, tapi kalau kira-kira saya yakin bahasa saya sudah cukup beretika, bahasa saya sudah cukup sopan dan santun, saya ingin mengkritik sesuatu gitu, boleh lah diposting,” kata Reni.

Di akhir sesi nobar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber, kemudian 10 penanya yang beruntung berhak mendapatkan hadiah voucher e-money sebesar Rp. 100.000.

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Lampung merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024. 

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan akun media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/),  Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo),
Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).

Editor


Komentar
Banner
Banner