bakabar.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,15% di level 7.115 pada awal perdagangan hari ini, Kamis (7/4/2022).
Namun selang tak berapa lama, pasar pun balik arah. IHSG hanya menguat tipis 0,06% di level 7.109 pada 09.03 WIB. Asing net buy Rp 55 miliar di saat yang sama.
Mengutip CNBCIndonesia, saham BBRI dan TLKM menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp 43 miliar dan Rp 12 miliar. Sedangkan BBCA dan KLBF paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 13 miliar dan Rp 6 miliar.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) masih tertahan di zona merah pada penutupan perdagangan Rabu (6/4/2022), di tengah berlanjutnya koreksi saham sektor teknologi menyusul rilis risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 144,67 poin (-0,42%) ke 34.496,51. S&P 500 surut 43,97 poin (-0,97%) ke 4.481,15 dan Nasdaq drop 315,35 poin (-2,22%) ke 13.888,82.
Investor menyambut negatif risalah rapat The Fed pada rapat bulan lalu yang mengindikasikan bahwa para pejabat bank sentral “secara umum sepakat” mengurangi neraca keuangannya sebesar US$ 95 miliar per bulan.
Selain itu, mereka juga mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) yang lebih agresif dari sekadar 25 basis poin. Bursa saham AS anjlok ketika notula rapat tersebut dirilis, meski kemudian di penghujung perdagangan laju koreksi kian berkurang.
“Banyak peserta rapat mencatat bahwa-dengan inflasi di atas target Komite [Pasar Terbuka Federal/FOMC], risiko inflasimasih meninggi, dan Fed Funds Rate di bawah estimasi peserta pasar dalam jangka panjang-mereka condong pada kenaikan sebesar 50 basis poin di rentang waktu yang ditargetkan,” demikian tertulis dalam risalah rapat tersebut.
Sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sudah terkonfirmasi bahwa mereka telah berbalik dari sangat-sangat royal super-dovish di era quantitative easing, menjadi sangat galak hawkish untuk urusan duit beredar. Sudah galak, agresif pula.
Sementara itu dari dalam negeri, sentiment akan datang dari rilis data cadangan devisa bulan Maret 2022 yang diperkirakan masih akan tetap tinggi di atas US$ 140 miliar seiring dengan berlanjutnya penguatan ekspor.