Generasi Muda Berdaya Saing Global

Anak Muda, Fesyen dan Peluang Pasar Global

Desainer muda asal Gorontalo, Fachriel Djou (16) tidak menyangka atas pencapaiannya terbesar saat ini.

Featured-Image
Desainer muda Gorontalo, Fachriel Djou (16) pada gladi bersih IFW di Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 di Jakarta Convention Center. Foto: Diskominfotik Provinsi Gorontalo

Apahabar.com, JAKARTADesainer muda asal Gorontalo, Fachriel Djou (16) tidak menyangka atas pencapaian terbesarnya saat ini. Sejak kecil dia memang punya ketertarikan yang besar terhadap dunia fesyen.

"Sudah dari SMP bermimpi jadi fashion desainer. Saya bikin desain dan ilustrasi," ujarnya.

Ketika lulus SMP, niatnya semakin kuat. Fachriel yang akrab disapa Ayi memutuskan untuk melanjutkan ke SMK. Dia yakin SMK mampu membimbingnya untuk mewujudkan cita-citanya.

"Saya ngomong ke orang tua meski masih dua hati karena ada stigma bahwa busana bidangnya perempuan. Orang tua saya ternyata mendukung," kata Ayi.

Baca Juga: Ingin Sekolah Desainer Langsung di Paris? Cek Beasiswa International Fashion Academy

Mimpi itu kini terwujud. Ayi tidak menyangka bisa terpilih mewakili Gorontalo untuk mengikuti Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 yang digelar di Jakarta Convention Center pada 22-26 Februari.

Ayi semakin bersemangat ketika kurator desainer senior, Naniek Rachmat wakil Ketua APPMI dan Tuti Cholid desainer fesyen kenamaan sempat menjadi mentornya meskipun hanya beberapa bulan. Peristiwa itu terjadi sebelum Ayi mengikuti seleksi IFW 2023.

Ayi mengaku saat itu ia hanya 'anak bawang'. Dia kerap bertanya ke Naniek Rachmat apakah mungkin mewakili Gorontalo. Naniek yang belum mengetahui kualitas desain-nya hanya memberi motivasi agar Ayi terus belajar dan bersemangat.

"Sampai pada suatu ketika, kami semua diberi pekerjaan rumah. Dikasih kain dan diminta desain. Ternyata hasil saya memikat ibu Naniek dan Ibu Tuti," ungkap anak kelahiran 10 Juli 2006 itu.

Baca Juga: Skill yang Harus Dimiliki kalau Ingin Jadi Desainer Baju Profesional

Karya-karya Ayi mendapat apresiasi dari Naniek Rachmat. Naniek menilai Ayi layak diberi tempat di IFW 2023.

"Anak kecil tadi, si Fahri, SMK. Itu mendesain nya sangat indah, sangat bagus dan fresh," kata Naniek saat berkunjung ke Gorontalo beberapa waktu lalu.

Naniek menambahkan, "Tadinya dia takut, kita paksa. Ibu Tuti bilangnya harus. Dia punya talenta."

Di ajang IFW 2023, Ayi menampilkan sulaman khas Karawo. Karawo dalam Bahasa Gorontalo artinya sulaman dengan tangan. Orang-orang di luar Gorontalo mengenalnya sebagai Kerawang.

Baca Juga: Munas HIPKA Diharap Pilih Ketum yang Bisa Lahirkan Banyak Wirausahawan Muslim

Karawo lahir dari proses panjang yang merupakan buah dari ketekunan para perajin. Seni membuat Kerawang atau Karawo disebut Makarawo.

Di saat gladi bersih pembukaan IFW 2023, siswa kelas XI SMKN 2 Gorontalo itu mengaku siap dan akan memboyong 10 karya untuk ajang bergengsi di Indonesia itu.

Pada 26 Februari 2023, tepat di hari penutupan bertajuk “Gorontalo’s Day”, Ayi berkesempatan menampilkan karya fesyen miliknya. Dia dijadwalkan tampil pada Wave of Karawo di show III, pukul 16.00–17.00 WIB.

Desainer Agus Lahinta bersama model dalam balutan karya busana Sulaman Karawo pada pagelaran Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 di Jakarta Convention Center, Rabu. ANTARA/HO-Diskominfotik Provinsi Gorontalo
Desainer Agus Lahinta bersama model dalam balutan karya busana Sulaman Karawo pada pagelaran Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 di Jakarta Convention Center, Rabu. Foto: Diskominfotik Provinsi Gorontalo

Menanggapi kehadiran Ayi di IFW 2023, Desainer Agus Lahinta menilai hal itu sebagai langkah maju. Kehadiran desainer muda memang sangat diharapkan, khususnya yang berasal dari derah seperti Gorontalo.

Baca Juga: Wapres Tegaskan Peran PLUT untuk Mendorong Spirit Kewirausahaan

"Diharapkan ini akan jadi gelombang baru bagi dunia fesyen Gorontalo untuk tampil di ajang Nasional maupun internasional nanti," terangnya.

Sama seperti Ayi, di gelaran Indonesia Fashion Week (IFW) 2023, Agus Lahinta berkesempatan menampilkan ciri khas Gorontalo dalam balutan karya busana sulaman karawo.

"Saya ingin ini menjadi perkenalan terhadap Gorontalo melalui sulaman karawo dan motif yang saya gunakan," ucap Agus.

Mengusung tema "Odu Olo" atau terima kasih dalam bahasa Gorontalo, Agus hadir lewat koleksi karawo terbarunya mengucapkan terima kasih untuk Gorontalo untuk kekayaan alamnya, keindahan satwa dan flora serta adat dan kebiasaan masyarakat Gorontalo.

Baca Juga: Kemenkop UKM Sasar Perguruan Tinggi untuk Kejar Rasio Kewirausahaan

Entrepreneur muda

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, saat hadir secara daring pada acara Annual Meeting 2023 Ide Indonesia Entrepreneur Club, di Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (25/2/2023). Foto: Humas Ide Indonesia Entrepreneur Club.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, saat hadir secara daring pada acara Annual Meeting 2023 Ide Indonesia Entrepreneur Club, di Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (25/2/2023). Foto: Humas Ide Indonesia Entrepreneur Club.

Kehadiran Fachriel Djou sebagai cikal bakal entrepreneur (wirausahawan) muda menjadi kekuatan baru Indonesia yang siap bersaing di kancah global. Kehadiran mereka berdampak nyata terhadap pembukaan lapangan kerja jika didampingi dengan baik.

Karena itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengajak generasi muda ikut membuka lapangan kerja. Menurutnya, hal itu sejalan dengan upaya pemerintah mendorong 4,4 juta lapangan kerja hingga tahun 2024.

"Jadi posisi wirausaha muda ini sangat penting dalam menyokong ekonomi, membuka lapangan kerja," kata Sandiaga Uno saat hadir secara daring pada acara Annual Meeting 2023 Ide Indonesia Entrepreneur Club, di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (25/2).

Menteri Sandiaga menuturkan generasi muda memiliki kemampuan dalam menyokong ekonomi bangsa melalui inovasi yang mereka lakukan. Generasi muda muda juga terbukti kreatif dalam menciptakan peluang baru, yaitu sektor ekonomi kreatif yang memiliki peluang untuk dikembangkan para generasi muda Indonesia.

Baca Juga: Dorong Akselerasi Digitalisasi UMKM Melalui Wiki Wirausaha dan Kadin Tech Hub

"Kami juga terus mendorong gerakan usaha kreatif. Kami lakukan dengan meningkatkan kemampuan atau skill pada bidang tertentu, agar mereka mampu bersaing," kata dia lagi.

Menurutnya, setidaknya ada beberapa kriteria agar masyarakat bisa bersaing pada kondisi saat ini. Mulai dari inovasi, adaptasi, kolaborasi, mampu mengambil risiko, membangun networking, softskill, kerja keras cerdas dan ikhlas.

Senada, Staf Khusus Wakil Presiden RI Arif Marbun menilai kalangan muda memiliki potensi besar dalam membangun bangsa, dan mereka bisa menjadi pengusaha dengan membuka lapangan kerja.

"Saya kira mereka bisa tumbuh menjadi pengusaha yang bisa memberi manfaat bagi bangsa ini," kata Arif.

Baca Juga: Airlangga: Kewirausahaan Digital Kunci Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi

Akan tetapi, imbuhnya lagi, kalangan muda harus menjalin kolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, karena hanya dengan kolaborasi, mereka menjadi kuat.

"Tapi memang harus kolaborasi, supaya kuat. Bisa saling mendukung, tidak bisa berdiri sendiri. Pengusaha bantu pemerintah, kami juga bantu pengusaha," terangnya.

Tembus pasar global

Pemilihan warna coklat mendominasi Koleksi
Pemilihan warna coklat mendominasi Koleksi "Lumani" karya naPocut di Jakarta Fashion Week (JFW) 2023, Sabtu (29/10/2022). Foto: ANTARA/Livia Kristianti

Munculnya desainer fesyen modest lokal, seperti Fachriel Djou (Ayi), telah lama menjadi perhatian pemerintah. Terbukti, pemerintah getol melakukan pendampingan, agar mereka bisa menembus pasar global.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan Didi Sumedi mengamini hal itu. Dirinya, mendorong kaum muda dan desainer fesyen modest lokal untuk berbenah.

Baca Juga: JK Ingin Pesantren Ciptakan Wirausaha Baru

"Memperhatikan pasar yang cukup besar diiringi persaingan semakin ketat, tentunya industri, brand, dan desainer Indonesia harus berbenah," terang Didi di Jakarta, Selasa (21/2).

Menurut Didi, fesyen di pasar global sangat bervariasi dengan mempertimbangkan perbedaan selera, budaya masing-masing negara, serta berbagai faktor lainnya. Untuk itu, pelaku usaha perlu meningkatkan pemahaman terkait market intelligence negara tujuan ekspor baik dari aspek selera negara tujuan, tren desain, penentuan harga.

“Termasuk pemenuhan standar produk, serta regulasi yang berlaku di negara tujuan ekspor,” ungkapnya.

Kemudian, para desainer lokal perlu meningkatkan kemampuan internal seperti penguatan kemampuan bisnis dan kapasitas produksi, serta memperkuat jejaring bisnis.

Baca Juga: Kurangi Pengangguran Kelompok Usia Muda, Kemenko PMK Rumuskan Strategi Nasional Kewirausahaan Pemuda

"Jejaring ini mulai dari jejaring bahan baku, misalnya dengan industri tekstil, jejaring distribusi dan logistik, buyer internasional, ritel domestik dan mancanegara," terang Didi.

Bahkan termasuk juga memiliki jejaring dengan berbagai kalangan pecinta fesyen, komunitas, blogger, serta influencer.

Lebih lanjut, Didi mengatakan desainer perlu menyusun strategi promosi dan penetrasi pasar yang tepat termasuk dalam hal pemilihan produk dan pasar, serta aktif dalam berbagai acara fesyen internasional secara berkesinambungan.

"Dalam hal daya saing, pelaku usaha juga dapat memanfaatkan berbagai perjanjian perdagangan yang telah dilakukan oleh Indonesia dengan berbagai negara mitra dagang," imbuhnya.

Baca Juga: Kadin Sambut Baik Bunga Pinjaman 0% bagi Usaha Mikro Kecil

Dengan begitu, Indonesia akan mampu membuktikan bahwa brand fesyen lokal sejatinya sangat layak untuk masuk ke pasar internasional. Ini juga ada kaitannya dengan banyaknya brand fesyen lokal yang telah berpartisipasi di ajang internasional.

Itu sebabnya, tak lama lagi, Fachriel Djou dan yang lainnya, bukan tidak mungkin akan tampil dengan karya-karya terbaiknya, memukau mata dunia internasional, sekaligus membuktikan, Indonesia punya potensi besar akan hal itu.

"Ini adalah sinyal baik atau lampu hijau bahwa brand fesyen Indonesia layak masuk ke pasar internasional," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner