Megaproyek Food Estate

AMIN Bakal Setop Food Estate, Pakar: Tak Realistis!

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Edi Santosa menilai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 01 Anies-Muhaimin u

Featured-Image
Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Foto: apahabar.com/Ayyubi

bakabar.com, JAKARTA - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Edi Santosa menilai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 01 Anies-Muhaimin untuk menghentikan Food Estate dinilai tidak realistis.

Di sisi lain, kata Edi, dengan kondisi saat ini tambahan lahan produksi juga masih diperlukan. Namun, Indonesia saat ini masih berkelit soal buka lahan. Sementara itu, mayoritas negara lainnya sudah selesai dengan urusan buka lahan.

"Luar negeri sebagian besar sudah selesai urusan buka lahan," terang dia kepada bakabar.com, Jumat (26/1).

Baca Juga: Debat Cawapres, Cak Imin: Setop Food Estate

Baca Juga: Greenpeace Tuding Gibran Bohong Soal Food Estate Gunung Mas

Akademisi Fakultas Pertanian IPB ini mengungkap program Food Estate tersebut terinspirasi dari negara di luar negeri. Proyek tersebut sudah terbiasa dikerjakan meski tidak menyebutnya dengan istilah Food Estate.

Di sisi lain, Indonesia yang memiliki wacana sejak era Presiden Sukarno pun persoalan buka lahan masih menjadi masalah untuk memaksimalkan program pangan.

"Kita belum pernah serius untuk urusan ini. Jika nilai impor pangan dialihkan untuk bikin Food Estate. Kok saya yakin bisa berhasil," jelas dia.

Baca Juga: Petani Muda Semakin Langka, Food Estate Alamat Gagal

Baca Juga: Greenpeace Tuding Gibran Bohong Soal Food Estate Gunung Mas

Adapun masalah yang ia soroti terkait pembukaan lahan ialah seringnya bersinggungan dengan komunitas adat. Karena itu, dalam kondisi ini melibatkan masyarakat merupakan langkah penting. Pasalnya, beberapa lahan juga diklaim milik masyarakat adat.

"Food Estate di negeri ini adalah sering karena beberapa lokasi yang bersinggungan dengan komunitas adat," ungkap dia.

Walhi Kalteng : Food Estate di Gunung Mas Tidak Memiliki Dampak Positif Untuk Masyarakat
Kondisi lokasi lahan food estate di Kabupaten Gunung Mas, Kalteng. Foto: Walhi Kalteng
Namun menurutnya tidak mudah melibatkan masyarakat adat. Perlu ada pendekatan yang baik. Termasuk pelibatan para generasi muda adat.

Dia meminta agar pendidikan generasi muda adat ditingkatkan. Dalam hal ini dengan cara memberdayakan masyarakat setempat melalui pendidikan di kampus-kampus.

"Setelah lulus, kita dorong mereka sebagai pioneer di lapangan," tandas dia.

Baca Juga: Cara Instan Kedaulatan Pangan Itu Bernama Food Estate

Baca Juga: Mahfud MD Sentil Food Estate Merusak Lingkungan!

Sebelumnya, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yakin pasangan Anies-Muhaimin (AMIN) akan memenangkan Pilpres 2024. Dia dan Anies Baswedan berjanji akan langsung menghentikan Food Estate.

"Menghentikan Food Estate, lumbung pangan yang hanya menguntungkan perusahaan, tidak menguntungkan petani. Bahkan, merusak hutan kita," jelas Cak Imin.

Editor


Komentar
Banner
Banner