bakabar.com, JAKARTA - Kementerian PUPR merekonstruksi Jembatan Cikreteg di ruas Jalan Ciawi-Benda, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan target selesai pada Oktober 2023. Kerusakan diakibat longsor pada November 2022.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan rekonstruksi dilakukan guna mempermudah akses masyarakat. Terlebih sebagai konektivitas antar wilayah untuk meningkatkan perekonomian daerah.
"Di samping memberikan alternatif bagi warga untuk meningkatkan produktivitas perekonomian," kata Basuki dalam keterangannya, Kamis (3/8).
Perbaikan permanen Jembatan Cikreteg dilakukan dengan mengganti seluruh struktur bentang jembatan, yakni stage 1 sisi barat dan stage 2 sisi timur. Jembatan dibangun dengan panjang bentang 50,8 meter dan total lebar 13 meter.
Baca Juga: 'Compact City', Kementerian PUPR: Paradigma Penting Pembangunan Kota
Rekonstrukti dilakukan PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat, Ditjen Bina Marga. Adapun PT. Brantas Abipraya (Persero) ikut andil dalam mengerjakan struktur jembatan berupa PCI girder. Dengan jumlah titik borepile 42 buah.
"Progres konstruksi untuk konstruksi jembatan stage 1 hingga 1 Agustus 2023 telah mencapai 99,2 % dan stage 2 mencapai 8,22 %. Secara komulatif penanganan Jembatan Cikreteg telah mencapai 46,96%," ujarnya.
Sebagai informasi, kondisi eksisting Jembatan Cikreteg merupakan badan jalan dengan ketinggian timbunan 20 meter. Di atas struktur gorong-gorong dari pasangan bata berdiameter 5 meter yang diestimasi berusia lebih dari 100 tahun (masa klonial Belanda).
Baca Juga: PUPR Bangun Rusun Majelis Pekerja Harian di Maluku, Tampung 128 Orang
Tingginya intensitas hujan serta meningkatnya debit sungai di lokasi jembatan Cikreteg sejak bulan November 2022 hingga Frbruari 2023, menyebabkan terjadinya scouring pada hilir gorong- gorong.
Serta mengganggu stabilitas lereng di samping badan jalan yang mengakibatkan terjadinya longsor pada Jalan Nasional di Desa Ciderum, Kecamatan Caringin, Bogor, tepatnya di KM 3+900.