Polemik Proyek Geotermal

Ada Plang, Proyek Geothermal Gunung Gede Disinyalir Mulai Digarap

Proyek geothermal di Gunung Gede Pangrango, Cianjur disinyalir mulai digarap dengan adanya plang. Warga kembali menolak.

Featured-Image
Proyek Geothermal Gunung Gede disinyalir mulai digarap dengan adanya pemasangan plang (11/8). Foto: apahabar.com/Hasbi

bakabar.com, CIANJUR - Proyek geothermal di Gunung Gede Pangrango, Cianjur sudah mulai digarap. Warga kembali menolak.

Dimulainya proyek itu terlihat dari pemasangan plang pembatas lahan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Cianjur. Warga yang melihatnya langsung melaporkan ke tokoh masyarakat setempat.

“Kami meminta agar pekerja yang memasang patok (plang) tersebut untuk membongkarnya kembali," kata tokoh masyarakat Gunung Putri, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Muhtar (56) kepada bakabar.com, Jum'at (11/8).

Baca Juga: Menteri ESDM Tak Tahu Detail Megaproyek Geothermal Gunung Gede

Menurut Muhtar, pemasangan plang pembatas tersebut awalnya dilihat oleh seorang warga yang tengah bekerja di kebun. Warga itu langsung bertanya kepada pekerja yang memasang plang.

“Tapi pekerjanya tidak menjelaskan untuk apa dan malah diam saja," ucap Muhtar.

Muhtar dan sejumlah warga lainnya pun mendatangi lokasi tempat pemasangan plang tersebut. Mereka kembali menanyakan dan meminta penjelasan kepada pekerja itu.

"Awalnya berkilah, namun akhirnya dia mengaku pemasangan patok itu berkaitan dengan proyek geothermal," ujar Muhtar.

Baca Juga: Pemkab Cianjur Tak Berwenang di Proyek Geothermal Gunung Gede

Warga pun kompak menolak dan meminta pekerja yang memasang plang tersebut untuk membongkarnya. Terlebih, plang tersebut tertulis jelas nama perusahaan pelaksana proyek geothermal di kawasan TNGGP.

"Tertulis PT Daya Mas Geopatra Pangrango," tutur Muhtar.

Muhtar memprediksi, pemasangan plang menjadi pertanda bahwa rencana proyek tersebut disinyalir sudah mulai dilaksanakan. Bukan tahap pengkajian lagi seperti yang dikabarkan sebelumnya.

"Untuk itu, warga di sini akan terus menolaknya," tandas Muhtar.

Editor


Komentar
Banner
Banner