bakabar.com, LUMAJANG - Bupati Lumajang Thoriqul Haq akhirnya menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari. Dimulai sejak, Jumat (7/7) malam.
Thoriq menyebut, telah menginstruksikan sekda untuk membuat Satgas Darurat Bencana. Kini sudah ada 571 jiwa yang mengungsi di sejumlah kantor desa hingg kecamatan di Lumajang.
Lebih lanjut, ia meminta agar Satgas Darurat Bencana fokus dalam misi penyelamatan jiwa. Sedangkan untuk warga tepian sunga, Thoriq mengimbau agar mengungsi sampai kondisi dipastikan aman.
Baca Juga: Banjir Lahar Semeru, Tiga Jembatan Lumajang Putus
"Masyarakat yang ada di tepian lahar kita evakuasi di tempat pengungsian di beberapa balai desa termasuk yang ada di Balai Desa Jarit ini," ujarnya.
Ia menambahkan, bahwa Pemkab Lumajang masih terus melakukan asesmen untuk menginventarisasi dampak yang ditimbulkan akibat bencana alam ini.
"Yang perlu segerakan adalah normalisasi akses segera bisa diurai, dibersihkan, berikutnya kami akan menginventarisir infrastruktur yang perlu kita benahi kembali, beberapa jembatan yang ada di jalan kabupaten juga terputus kita inventarisir," tuturnya.
Langkah berikutnya, pemulihan kedaruratan infrastruktur, pembersihan longsoran, penanganan tanggul yang tergerus, dan normalisasi listrik.
Baca Juga: Banjir Lahar Semeru Terjang Lumajang, Dinsos Petakan 7 Posko Pengungsian
Lebih lanjut pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR sebagai langkah perbaikan dan rekonstruksi.
"Terkait dengan rekonstruksi beberapa insfastruktur yang rusak, akan segera dilakukan assesment dan segera di kordinasikan dengan Kementrian PUPR," imbuhnya
Sementara itu, Pusdalops BPBD Lumajang menyebut, kini sudah ada 4 jembatan yang putus akibat banjir lahar Semeru.
Terdapat 5 kecamatan yang terdampak dalam bencana ini, antara lain Candipuro, Pronojiwo, Tempursari, Pasirian dan Pasrujambe.
Baca Juga: Gunung Semeru Tertutup Kabut, PVMBG Imbau Potensi APG dan Banjir Lahar
571 jiwa yang mengungsi tersebar di sejumlah titik posko antara lain, Balai Desa Tumpeng, Balai Desa Jarit. Kemudian Balai Desa Penanggal, Rumah Warga di Desa Pasrujambe, Balai Desa Tambak Rejo, Ponpes Nurssalam Desa Jarit dan Kecamatan Pronojiwo
Sementara itu, Ketua LPBI PCNU Lumajang, Ahmad Ali Su'ud membenarkan bahwa ada 4 jembatan yang putus akibat banjir lahar.
4 Jembatan tersebut antara lain Jembatan Kalibening Perbatasan Malang-Lumajang.
Kemudian jembatan gantung Kali Regoyo, yang menghubungkan Dusun Kebundeli, Desa Sumberwuluh, Candipuro, dengan Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro.
Baca Juga: Sepanjang Siang Ini, Semeru Erupsi 32 Kali, Warga Waspadai Lahar Dingin
Ketiga, jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro. Kemudian jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter di Candipuro.
"Iya ada tambahan data 4 jembatan yang putus," kata Ali dihubungi Apahabar, Sabtu (8/7).
Tidak hanya itu, tanggul kebondeli di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro juga jebol terkena gerusan banjir lahar. Tanggul jebol terjadi sekitar pukul 03.00 WIB.
"Iya benar, tanggul kebondeli sudah jebol, banjir melober ke pemukiman," katanya.