bakabar.com, LUMAJANG - Dinas Sosial Kabupaten Lumajang mencatat terdapat 7 titik lokasi pengungsian warga yang terdampak banjir lahar Gunung Semeru. Warga pengungsi sebagian besar tinggal di kawasan sungai aliran lahar.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lumajang, Dewi Susiyanti mengatakan terdapat 393 pengungsi yang tersebar di sejumlah titik pengungsian.
"Ini jumlahnya masih bisa bertambah, masih banyak datang," ujarnya Susiyanti, Jum'at malam (7/7) melalui keterangan tertulis.
Baca Juga: Banjir Lahar Semeru, Tiga Jembatan Lumajang Putus
Susiyanti menyebut, warga memilih mengungsi lantaran khawatir dengan dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrim. 7 posko pengungsian tersebut antara lain, Balai Desa Tumpeng, Balai Desa Jarit.
Kemudian Balai Desa Penanggal, Rumah Warga di Desa Pasrujambe, Balai Desa Tambak Rejo, Ponpes Nurssalam Desa Jarit dan Kecamatan Pronojiwo
Data pengungsi sementara, di Balai Desa Tumpeng terdapat 78 jiwa terdiri dari balita 4 jiwa, anak anak 17 jiwa, laki laki dewasa 36 Jiwa, lansia laki laki dan perempuan 21 jiwa.
"Untuk kebutuhan mendesak, tikar, selimut, pampers, makanan siap saji hingga perlengkapan mandi," jelasnya.
Baca Juga: Banjir Lahar Semeru, Jembatan Penghubung Lumajang-Malang Putus
Kemudian Balai Desa Jarit, jumlah pengungsi mencapai 64 jiwa. Terdiri dari balita 7 jiwa, Anak-anak 9 jiwa, dewasa 28 jiwa, lansia 12 jiwa, dan remaja 8 jiwa.
Sebelumnya, sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang, terus diguyur hujan. Selain tanah longsor, cuaca ekstrim juga menyebabkan banjir di beberapa wilayah hingga jembatan rusak parah.
Ada 3 jembatan yang putus di antaranya, jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Kloposawit terputus total, jembatan Gantung Kali Regoyo dan jembatan di perbatasan Lumajang - Malang juga terputus total.