bakabar.com, JAKARTA –Film animasi merupakan genre yang banyak digemari beragam kalangan, baik yang muda maupun dewasa. Khusus anak-anak, film genre ini memberikan pengalaman menyenangkan lewat dunia fantasinya.
Sedangkan untuk kalangan dewasa, menikmati film animasi tanpa disadari menyuguhkan fragmen kisah yang cukup kompleks, sehingga menarik untuk dinikmati.
Jenis film animasi yang paling populer adalah 3D, tapi ada saru subgenre yang memberikan pengalaman baru bagi penonton, yaitu stop-motion.
Baca Juga: 7 Film Detektif dengan Pemecahan Kasus Paling Mendebarkan
Film stop-motion merupakan Animasi yang menangkap satu frame pada satu waktu dengan objek fisik yang berpindah antar frame.
Sehingga memberikan Ilusi gerakan yang akan terlihat ketika gambar diputar dengan cepat.
Kehadiran film stop-motion bukan merupakan hal baru, tapi teknik pembuatan yang unik membuatnya cukup sulit untuk dibuat.
Bahkan beberapa film stop-motion membutuhkan waktu pembuatan hingga bertahun-tahun.
Berikut rekomendasi film stop-motion yang bisa menjadi pengalaman baru menikmati animasi.
Baca Juga: Java Jazz Fastival Siap Digelar, Berikut Daftar Line Up untuk Hari Pertama
The Nightmare Before Christmas (1993)
Dibuat oleh sutradara paling melegenda Tim Burton, The Nightmare Before Christmas menjadi film animasi stop-motion klasik yang wajib untuk disaksikan.
The Nightmare Before Christmas bercerita tentang sebuah kota fantasi bernama Halloween Town. Kota itu hanya mengetahui tentang perayaan halloween.
Suatu hari Jack Skellington merupakan monster yang paling dihormati dengan julukan “The Pumpkin King”. Ia merasa bosan dengan tradisi itu dan memutuskan mencari perayaan lain.
Jack Skellington kemudian menemukan Kota Natal yang hanya merayakan natal. Lalu Jack berniat membawa perayaan natal ke Halloween Town.
Permasalahan muncul ketika warga Halloween Town justru kesukitan memahami tentang perayaan natal. Jack harus mencari cara untuk bagaimana caranya agar perayaan natal dapat dimengerti oleh warga Halloween Town.
Baca Juga: Rayakan 2 Juni dengan Kelezatan Donat, Kudapan Mendunia dan Simbol Kebaikan
Coraline (2009)
Diangkat dari novel Neil Gaiman, Coraline menjadi film animasi paling unik karena membawa cerita horror yang disampaikan untuk anak-anak.
Film itu bercerita tentang Coraline, seroang gadis berambut biru yang kesepian ketika orang tuanya sibuk dengan renovasi rumah baru mereka.
Suatu hari ia menemukan pintu rahasia yang dapat berinteraksi dengan dimensi lain. Ia menemukan bahwa dimensi teesebut memiliki kehidupan yang diidamkannya.
Tapi, perlahan Coraline menyadari bahwa ada hal mengerikan bersembunyi di balik dimensi yang sempurna itu.
Baca Juga: Mengenal Tokoh di Balik Lahirnya Pancasila, Bukan Cuma Soekarno
The Fantastic Mr. Fox (2009)
Disutradarai oleh Wes Anderson, The Fantastic Mr. Fox juga menjadi salah satu film animasi stop-motion klasik yang wajib untuk disaksikan.
Film itu bercerita tentang serigala bernama Fox. Suatu hari fox merasa ketakutan karena menyadari umurnya yang sudah mencapai 9 tahun.
Umur 9 tahun sendiri merupakan batas hidup untuk serigala dan Fox menyadari bahwa akhir kehidupannya sudah dekat.
Di sisi lain, ia menyadari bahwa keluarganya hidup dalam kemiskinan. Hal itu membuatnya berpikir bahwa ketika Fox meninggal, tidak ada satu barang pun yang bisa diwariskan untuk keluarganya.
Srjak saat itu Fox mencari cara untuk bisa mendapat uang cepat untuk diwarikan kepada kedua anaknya.
Baca Juga: [CEK FAKTA] Pancasila Tidak Lahir 1 Juni dan Bukan Buah Pikir Soekarno Semata
The House (2022)
Berbeda dengan animasi sebelumnya, The House merupakan film dengan konsep anthology. Artinya The House tersebut memiliki 3 cerita berbeda, tapi latar yang sama dalam satu tayangan film.
Sesuai dengan judulnya The House bercerita tentang sebuah rumah yang telah ditempati oleh tiga generasi berbeda.
Setiap generasi memiliki latar waktu, cerita sampai dengan konflik yang berbeda. Penonton akan dibawa untuk melihat perjalanan rumah itu dan setiap kehidupan yang mengisinya.
The House merupakan film animasi produksi netflix yang berisikan kolaborasi dari beberapa sutradari, yaitu Emma De Swaef, Niki Lindroth von Bahr, Paloma Baeza, dan Marc James Roels.