bakabar.com, JAKARTA - Sebuah perayaan untuk laki-laki ditetapkan setiap tanggal 19 November. Salah satu tujuannya untuk mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan.
Tak hanya perempuan yang memiliki hari perayaan perempuan. Namun laki-laki juga merasa perlu memiliki perayaan yang sama. Hari Internasional laki-laki ditujukan untuk mengingatkan soal kesehatan, kesetaraan gender, menjadi laki-laki teladan dan bagaimana mengekspresikan maskulinitas yang positif.
Perayaan ini dimulai dari sebuah tulisan seorang jurnalis Amerika, John P. Harris yang mengkritisi perayaan Hari Perempuan Internasional yang menyoroti hak untuk pekerja perempuan tapi lupa memberi porsi yang sama pada laki-laki. Meski mengaku setuju dengan Hari Perempuan Internasional, namun Harris tetap mengkritisinya.
Lalu pada awal 1990-an, Thomas Oaster, Direktur Missouri Center for Men's Studies, berinisiatif mengundang berbagai sejumlah organisasi di Amerika Serikat, Australia, dan Malta. Ia mengadakan perayaan kecil untuk memperingati Hari Lelaki Internasional selama bulan Februari.
Baca Juga: 4 Agustus, Hari Perempuan Pekerja Lajang
Selama dua tahun Oaster berhasil menyelenggarakan acara-acara tersebut. Namun semangatnya meredup karena jumlah yang menghadirinya terus berkurang. Tahun 1995 ia memutuskan menghentikan perayaan tersebut.
Namun pada tahun 1999, Jerome Teelucksingh dari University of the West Indies memutuskan melanjutkan tradisi ini. Menurutnya, meskipun ada Hari Ayah, tapi tidak ada hari perayaan untuk para laki-laki single atau yang tak memiliki anak.
Ia lalu menetapkan Hari Pria Internasional yang dirayakan setiap tanggal 19 November. Ada alasan khusus mengapa Jeromee memilih tanggal 19 November, tanggal itu adalah hari ulang tahun ayahnya dan hari di mana tim sepak bola lokal telah menyatukan negaranya karena berhasil lolos ke Piala Dunia.
Setelah Jerome Teelucksingh memulainya, sejak itu Hari Pria Internasional fokus untuk mempromosikan aspek-aspek positif laki-laki. Hal ini dianggap penting untuk merespons stereotip gender laki-laki yang kerap bertendensi negatif.
Hari ini tak bermaksud menandingi Hari Perempuan Internasional, tetapi untuk menyoroti pentingnya kesehatan fisik dan mental serta maskulinitas pria yang positif.