bakabar.com, JAKARTA – Harga saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) anjlok hingga menyentuh auto reject bawah (ARB) 6,7% di level Rp 775/saham pada awal perdagangan Kamis (19/8/2021).
Meskipun demikian harga saham bukalapak sukses memangkas koreksi dan pada pukul 9:30 depresiasi hanya tersisa 1,2% di level Rp 820/unit dengan nilai transaksi Rp 609 miliar dan volume perdagangan 777 juta saham.
Mengutip CNBCIndonesia, saat ini harga saham BUKA masih berada di bawah harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Rp 850/saham, atau turun 3,5% sejak debut pada 6 Agustus lalu.
Adapun dalam sepekan, saham BUKA sudah ambles 20,29%. Praktis, sejak awal IPO, saham BUKA hanya menghijau dua kali. Sementara, saham ini sudah 6 kali terkoreksi dimana 5 diantranya merupakan ARB beruntun.
Investor asing mulai lagi belanja saham BUKA dengan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp 71 miliar. Meskipun demikian, sejak melantai asing masih mencatatkan jual bersih (net sell) Rp 1,15 triliun di pasar reguler.
Sebagai informasi, dengan melantai di bursa, BUKA meraup dana IPO mencapai Rp 22 triliun, terbesar sepanjang sejarah BEI.
Berdasarkan data resmi BEI, jumlah saham BUKA yang dicatatkan 103.062.019.354 saham, terdiri dari saham pendiri 77.296.514.554 saham dan penawaran umum 25.765.504.800 saham.
Untuk jumlah saham penawaran umum itu setara dengan 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga perdana Rp 850/saham.
Harga penawaran ditetapkan di angka penawaran tertinggi Rp 850/unit, dengan begitu total dana yang diraup mencapai Rp 21,9 triliun,
Berdasarkan prospektus IPO, seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan sebanyak sekitar 66%, sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja entitas anak.
Entitas anak yang dimaksud yakni sekitar 15% dialokasikan kepada PT Buka Mitra Indonesia (BMI), 15% dialokasikan kepada PT Buka Usaha Indonesia (BUI), sekitar 1% dialokasikan kepada PT Buka Investasi Bersama (BIB), sekitar 1% dialokasikan kepada PT Buka Pengadaan Indonesia (BPI), sekitar 1% kepada Bukalapak Pte. Ltd. (BLSG) dan sekitar 1% dialokasikan kepada PT Five Jack (Five Jack Indonesia).