Politik

Satu Visi Politik Tanpa Mahar, Denny Optimis Peroleh Rekomendasi NasDem di Pilgub Kalsel

apahabar.com, BANJARMASIN – Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Denny Indrayana…

Featured-Image
Denny Indrayana (tengah) saat menghadiri acara silaturahmi dan Konsolidasi bersama DPP Partai NasDem. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Denny Indrayana optimis akan memperoleh rekomendasi Partai NasDem di Pilgub Kalsel 2020 nanti.

Optimisme itu lahir bukan tanpa alasan. Mengingat, Denny Indrayana dan Partai NasDem dinilai satu komitmen dalam memperjuangkan politik tanpa mahar.

“Saya pikir setiap partai politik dan calon harus punya prinsip itu (Politik tanpa mahar, red),” ucap Denny Indrayana kepadabakabar.com, Sabtu (7/12) malam.

Mahar dan politik uang, kata dia, seakan meracuni demokrasi di Indonesia. Justru akan melahirkan pesta korupsi di Tanah Air.

“Itu yang harus kita perangi, termasuk semua partai politik,” tegasnya.

Secara pribadi, Denny optimis akan diusung oleh partai besutan Surya Paloh tersebut.

Apapun hasilnya nanti, mantan staf khusus presiden SBY ini sangat menghormati proses di internal Partai Nasdem.

“Saya sudah bertemu dengan pimpinan partai. Saya meyakini itu komitmen yang dijalankan secara konsisten,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Ahmad HI Ali sangat gencar menggaungkan politik tanpa mahar.

“Nasdem memilih pemimpin berdasarkan ide dan gagasan. Bukan karena uang,” bebernya.

Nasdem akan mendorong generasi terbaik agar bisa berkontribusi membangun demokrasi yang cerdas di Kalsel.

“Untuk memperoleh rekomendasi Partai Nasdem, tak perlu berkenalan dengan wakil ketua umum, atau pengurus DPP Partai NasDem. Bahkan, tak perlu juga
membawa satu koper uang. Karena itu tidak menjadi syarat Partai NasDem,” tegasnya.

Partai NasDem akan menyaring calon kepala daerah melalui hasil 8 lembaga survei.

Dari hasil itu, dipilih untuk diberikan rekomendasi usungan partai berdasarkan kriteria yang diharapkan masyarakat.

Calon kepala daerah yang diusung adalah putera terbaik, tidak mesti kader partai.

“Kita bisa membaca keinginan publik lewat lembaga survei. Jika sudah tahu tidak berpotensi jangan kita paksakan,” pungkasnya.

Baca Juga: Pidato di Depan Waketum, Ketua Nasdem Kalsel Isyaratkan Mundur

Baca Juga: Rakernas Ricuh, Kongres PAN Mengawang-awang

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner