Info Kesehatan

Yura Yunita Rutin Mengonsumsi Kencur, Apa Sih Khasiatnya?

Yura Yunita diketahui mengonsumsi kencur untuk menjaga kesehatan pita suara dan tenggorokan. Selain itu, kencur juga memiliki manfaat bagi kesehatan.

Featured-Image
Yura Yunita diketahui mengonsumsi kencur sebelum manggung untuk menjaga tenggorokannya. Foto: kolase

bakabar.com, JAKARTA - Penyanyi Yura Yunita diketahui rutin mengonsumsi kencur untuk menjaga kesehatan pita suara dan tenggorokan. Selain itu, kencur juga banyal memiliki manfaat bagi kesehatan. Apa saja?

Pada sebuah postingan yang diunggah oleh Yura Yunita di Instagram, ia membagikan video dirinya yang sedang memakan kencur atau cikur secara langsung. Sehingga membuat decak kagum netizen akan kegiatannya tersebut.

"Cikur atau kencur ini makanan wajib aku sebelum nyanyi," tuturnya dalam video yang diposting pada laman Instagramnya dikutip Sabtu (16/09).

Pada video tersebut juga memperlihatkan aksi Yura dalam memakan dan membuat suara ASMR, dengan bunyi kriuk yang dihasilkan saat mengigit kencur tersebut.

Baca Juga: Perut Buncit Bikin Gak Percaya Diri, Bisa Jadi Gara-Gara Makanan Ini

Penyanyi berusia 32 tahun ini juga membagikan tips untuk memakan kencur, yaitu dengan mendiamkannya di gigi lalu ditelan.

Ia juga menerangkan setelah memakan kencur, tenggorokannya menjadi lega dan dapat bernapas lebih lega.

Manfaat Kencur Bagi Kesehatan

Manfaat Kencur Bagi Kesehatan. Foto: Freepik
Manfaat Kencur Bagi Kesehatan. Foto: Freepik

Selain manfaat untuk menjaga rongga tenggorokan, tanaman yang memiliki nama ilmiah Kaempferia galanga, adalah jenis tumbuhan monokotil dalam keluarga jahe, dan satu dari empat tumbuhan yang disebut lengkuas.

Tanaman dapat ini ditemukan di Asia, seperti India, Tiongkok, Taiwan, Kamboja, dan India. Serta dibudidayakan secara luas di seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Ketahui Waktu Penyebaran Flu, Hindari Demi Kesehatan Diri

Di Indonesia sendiri, kencur kerap digunakan secara turun temurun dalam campuran bahan makanan hingga obat herbal seperti jamu.

Rimpang, akar, dan daun kencur menjadi bagian yang umumnya digunakan sebagai bumbu atau ramuan obat herbal. 

Melansir Science Direct, kencur diketahui mengandung protein, serat, dan mineral esensial seperti kalium, fosfor dan magnesium dalam jumlah yang besar. Serta kandungan zat besi, magnesium, zinc yang cukup besar.

Memperkuat Daya Tahan Tubuh

Dengan mencampurkan kencur dalam masakan, tak hanya memberikan cita rasa unik dan lezat. Namun juga membuatnya lebih bernutrisi.

Obat herbal seperti beras kencur, digunakan untuk meredakan nyeri menstruasi. Secara tradisional, batangnya juga digunakan untuk mengobati demam, amoebiasis, memar, ketombe, sakit kepala, rematik dan lainnya.

Baca Juga: Mengenal Psoriasis Vulgaris, Penyakit Kulit yang Terpa Kim Kardashian

Di India dan Cina, mayoritas penduduk mengolah kencur sebagai acar, dan mendapatkan manfaat kesehatan, salah satunya menjaga daya tahan tubuh.

Anti Inflamasi Alami Bagi Tubuh

Melalui penelitiannya, kencur diketahui merupakan salah satu jenis makanan yang mengandung flavonoid, yang diketahui juga kaya akan antioksidan. 

Flavonoid dan antioksidan diketahui mampu menangkal paparan radikal bebas seperti polusi udara. Selain itu, kencur memiliki anti inflamasi yang dapat mengurangi peradangan dalam tubuh, termasuk kanker.

Selain itu kencur diketahui mengandung ethyl-p methoxycinnamate memiliki sifat antiradang dan antinyeri.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Crohn, Sakit Perut yang Tak Bisa Dianggap Remeh

Mengobati batuk berdahak

Anti-inflamasi kencur juga membantu mengurangi peradangan di tenggorokan yang menjadi penyebab utama batuk berdahak.

Kencur yang diolah menjadi ramuan dicampur garam dikenal sejak lama untuk pengobatan batuk berdahak. Ramuan ini bersifat ekspektoran, membantu mengencerkan dahak, dan membuat rasa hangat di tenggorokan.

Sebagai Aromaterapi

Kencur juga dapat diolah menjadi aromaterapi atau minyak esensial, yang diketahui dapat meredakan stres dan pusing. Dengan menghasilkan aroma yang menengankan.

Namun perlu diingat untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Para ahli juga merekomendasikan pengolahannya secara bersih dan higienis, mengurangi risiko yang terjadi di kemudian hari.

Editor
Komentar
Banner
Banner