Proyek Biometana

Wujudkan NZE 2060, PGN Subholding Gas Pertamina Garap Proyek Biometana

PT PGN Tbk melakukan upaya dekarbonisasi industri kelapa sawit melalui proyek biomethane plant development, sejalan dengan komitmen pemerintah NZE pada 2060.

Featured-Image
Acara Pertamina Investor Day 2023 di Jakarta pada 3-4 Juli 2023. Foto: PT PGN Tbk

bakabar.com, JAKARTA - PT PGN Tbk, sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero), melakukan upaya dekarbonisasi industri kelapa sawit melalui proyek biomethane plant development, yang sejalan dengan komitmen pemerintah mewujudkan net zero emission (NZE) pada 2060.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Harry Budi Sidharta dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (4/7) menjelaskan PGN sebagai pengelola gas bumi terintegrasi bersama Holding Migas Pertamina terus melanjutkan kesiapannya agar proyek biometana dapat terealisasi di Indonesia.

PGN bersama Subholding Pertamina lainnya menyampaikan peluang dan gagasan proyek strategis yang ramah lingkungan termasuk proyek biometana saat Pertamina Investor Day 2023 di Jakarta pada 3-4 Juli 2023.

Senada Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Atep Salyadi Dariah Saputra menjelaskan Pertamina Group mengupayakan agar kinerja perusahaan dapat membantu mewujudkan target NZE pemerintah.

Baca Juga: PGN Saka Resmi Kelola WK Sangkar, Siap Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi

Subholding dan anak perusahaan Pertamina juga memiliki proyek-proyek strategis melalui business matching, yang dapat membuka kesempatan kerja sama kepada investor potensial.

Pada ajang tersebut, PGN membuka peluang kerja sama untuk 3-4 proyek biomethane plant development di Sumatera dengan total biaya 20 juta dolar AS atau 4-5 juta dolar AS per proyek. Proses ekstraksi minyak sawit mentah dapat menghasilkan palm oil mill effluent (POME) sebesar 0,5-0,75 m3/ton buah.

Dalam proyek biometana itu, PGN akan memanfaatkan POME untuk menghasilkan biogas. Melalui pengolahan lebih lanjut biogas, biometana kemudian menjadi compressed natural gas (CNG) untuk didistribusikan ke pelanggan industri, rumah sakit, hotel, dan pusat perbelanjaan.

"Pemanfaatan biometana berpotensi untuk menggantikan bahan bakar minyak yang berasal dari fosil, sekaligus mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah cair," jelas Atep.

Baca Juga: Triwulan I 2023, PGN Bukukan Laba Bersih 86 Juta Dolar AS

Selain itu, proyek juga merupakan diversifikasi bisnis PGN dengan menghasilkan biometana sebagai energi bersih. Memiliki karakteristik yang mirip dengan gas bumi, biometana juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan, generator listrik, dan pemanas, serta lebih baik dalam jejak karbon.

Harry menambahkan kapasitas produksi biometana mencapai 432.000 MMBTU/tahun. Menurutnya, PGN akan mengangkut biometana dari Sumatera ke offtaker potensial di area Jawa dan Sumatera dengan menggunakan jaringan pipa gas.

"Proyek ini akan berlokasi di Sumatera, daerah sebagian besar perkebunan kelapa sawit berada. PGN memiliki pipa gas transmisi di Sumatera, maka kami akan mengupayakan pengangkutan biometana ini menggunakan jaringan pipa gas dari Sumatera ke area Jawa dan Sumatera," ujar Harry.

Proyek biometana ditargetkan selesai pada akhir 2023. Dengan kerja sama proyek, mitra eksternal dapat memperoleh keuntungan dari internal rate of return (IRR) dan juga jaminan permintaan oleh pelanggan.

Baca Juga: Gunakan OPTIMAL, Identifikasi Kelapa Sawit Kian Mudah Dilakukan

"Ini merupakan kesempatan untuk mengembangkan biometana sebagai energi baru dan terbarukan di Indonesia," katanya.

Selain itu, pada ajang tersebut, PGN juga melakukan small group discussion dengan para investor maupun mitra bisnis. Informasi yang disampaikan berisi tentang profil perusahaan, kinerja perusahaan, investasi, dan proyek strategis perusahaan oleh Susiyani Nurwulandari, selaku Division Head, Investor Relations PGN, dan dilanjutkan sesi tanya jawab dengan Harry Budi Sidharta.

Harry menambahkan saat ini PGN sedang mengupayakan agar terminal LNG Arun dapat menjadi LNG hub leader di Asia. Hal itu mengingat adanya potensi kebutuhan penyimpanan LNG yang besar di Asia Pasifik. Langkah yang dilakukan saat ini adalah memaksimalkan kapasitas penyimpanan di Arun dengan merevitalisasi tangki F-6004 yang idle sejak 2004.

Ke depannya, lanjutnya, akan dilakukan penambahan kapasitas dengan investasi pembangunan storage baru hingga kapasitas bisa meningkat dua kali lipat.

Harry pun mengajak pihak eksternal untuk dapat bekerja sama dalam proyek strategis itu. "LNG merupakan masa depan bisnis dan PGN terbuka untuk strategic partners," terangnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner