Ekonomi Sirkular

Wujudkan Ekonomi Sirkular, Pelaku Industri Minuman Bangun Fasilitas Daur Ulang

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mendorong pelaku industri minuman untuk membangun fasilitas daur ulang.

Featured-Image
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan usai pembukaan fasilitas daur ulang botol plastik Polyethylene Terephthalate (PET), PT Amandina Bumi Nusantara (Amandina), di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (8/2). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mendorong pelaku industri minuman untuk membangun fasilitas daur ulang. Hal itu penting untuk mengatasi masalah lingkungan sekaligus mewujudkan ekonomi sirkuler.

Luhut mengutarakan hal itu saat membuka fasilitas daur ulang botol plastik Polyethylene Terephthalate (PET) PT Amandina Bumi Nusantara (Amandina) di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (8/2).

"Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi sampah laut sebesar 70 persen pada 2025 dalam upaya mengatasi persoalan polusi plastik. Kerja sama dan partisipasi dari semua pemangku kepentingan sangat penting untuk mencapai tujuan ini," ujarnya.

Luhut mengatakan, mengatasi masalah lingkungan tidak bisa hanya dikerjakan oleh pemerintah saja, tetapi butuh kerja sama dari berbagai pihak. Karena itu, aksi kecil lebih memiliki makna dibandingkan dengan hanya memberi kritik negatif tentang penanganan lingkungan.

Menurut Luhut dengan dibukanya fasilitas daur ulang, hal itu dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi lingkungan sekitar sehingga ekonomi sirkular bisa terwujud.

"Ini pekerjaan besar dan merupakan sirkular ekonomi yang bisa menampung pekerjaan dan ini harus kita urus juga orang yang kerja di sana nanti, anak-anak tapi jangan di bawah umur," kata Luhut.

Mereka juga bisa dapat pendidikan atau kita dorong satu pendidikan yang bagus supaya mereka punya pendidikan, jangan cuma yang berpunya sehingga ada masa depan

Pembukaan fasilitas daur ulang PET memiliki nilai investasi sebesar Rp556,2 miliar. Daur ulang ini tidak hanya akan mengurangi penggunaan plastik murni (virgin PET) yang merupakan bahan baku utama botol kemasan, tetapi juga mampu menurunkan emisi karbon yang bila dibandingkan dengan penggunaan bahan baku PET dari plastik murni.

Luhut menyampaikan, pemerintah komitmen yang serius terhadap masalah lingkungan. Saat ini, pihaknya telah berhasil mengumpulkan 35,5 persen sampah plastik di laut.

"Tapi target kita itu 70 persen sampai tahun 2025," katanya.

Editor


Komentar
Banner
Banner