Makin Cakap Digital

Webinar Kemenkominfo di SMA Aceh Besar, Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital 

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI berkolaborasi dengan beberapa SMA di wilayah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh melaksanakan

Featured-Image
Kemenkominfo kembali menggelar webinar literasi digital. Kali ini menyasar pelajar SMA di Aceh Besar.

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI berkolaborasi dengan beberapa SMA di wilayah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh melaksanakan webinar literasi digital sektor pendidikan.

Kegiatan yang mengusung tema “Literasi Dalam Berdakwah di Dunia Digital” telah dilaksanakan pada Rabu (10/5) pukul 10.00-12.00 WIB dengan melibatkan para siswa sebagai audiensnya.

Webinar literasi digital ini salah satu upaya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman, yaitu dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Baca Juga: Literasi Digital di SMA Aceh Besar: Bekal Positif, Kreatif, dan Aman di Internet 

Berdasar laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dan di mana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMAN 4 Prabumulih Ajak Lawan Hoaks di Medsos

Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.

“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual. 

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar SMA ini, sukses dihadiri oleh 1000 peserta daring, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya.

Baca Juga: Literasi Digital di SMAN 3 Muaro Jambi, Yuk Kenali Tantangan Hoaks Dunia Pendidikan

Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, dihadiri narasumber Arief Rama Syarif (Founder - Yayasan Komunitas Open Source), narasumber lain Muksalmina, S.Pd., M.Pd (Ka.Bid Pembinaan GTK Dinas Pendidikan Provinsi Aceh), kemudian bersama Key Opinion Leader (KOL) Muhammad Hafidz Al Furqan (Influencer dan Kreator Konten), serta Siti Kusherkatun, S.Pd.I (Asih) sebagai juru bahasa isyarat dan dipandu oleh moderator Adnin Adinda Azmatunnisa. 

Sesi pertama, narasumber Arief Rama Syarif menyampaikan mengenai kecakapan digital serta peran media digital dalam penyebaran agama atau dakwah, cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial.

Serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital. Selain itu, terdapat peran media digital dalam dakwah yakni sebagai media pembelajaran, media informasi, dapat berinteraksi sosial, sebagai media komunikasi interaktif, dan dapat mengembangkan kreativitas dalam berdakwah. Media sosial yang bisa digunakan dalam berdakwah yaitu Instagram, Youtube, Facebook, linkedin, twitter dan masih banyak lainnya. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Kabupaten Pidie, Pentingnya Teknologi dalam Proses Belajar-Mengajar

“Tips dakwah dengan media sosial yang pertama perdalam kedekatan dengan Allah, jangan sampai karena kita asyik di media sosial niatnya berdakwah lho malah kita joget-joget," jelasnya. 

Yang kedua pahami apa kebutuhan umat, kalau di masing-masing wilayah mungkin ada yang kebutuhannya tentang mencari sebentar lagi iduladha, mencari referensi tentang iduladha, yang ketiga tetapkan tujuan yang jelas.

"Ttujuan saya melakukan dakwah di media sosial ini apa nih, apakah memang mengejar kepopuleran, apakah mengejar duniawi saja, atau apa, jika kita tahu tujuannya kita dapat memahami kebutuhan umat," paparnya. 

Kemudian perbanyak silaturahmi, maka ilmu dan wawasan makin bertambah, itu sebabnya banyak belajar dari pendakwah-pendakwah yang lain.

"Saling silaturahmi saling mengingatkan dan sebagainya, dan yang paling penting perbanyak baca, membaca referensi dari beberapa kitab, beberapa hadis, mana hadis yang baik, kalau kita tidak banyak membaca, kita langsung bikin live di Instagram nanti keilmuan kita jadi kurang, sehingga akan banyak materi yang menjadi salah ketika kita sampaikan secara langsung di sosial media,” ujar Arief. 

Baca Juga: Belajar Pentingnya Etinet di Webinar Literasi Digital: Gegara Kucing, Pelajar Gagal Beasiswa

Giliran narasumber kedua, Muksalmina, menyampaikan bahwa di dalam dunia digital perlu bersikap dengan bijak, sopan, dan santun agar tidak terjadi hal negatif seperti saling hujat atau bullying. Kemudian, jika mencari informasi pengetahuan maupun ilmu agama diperlukan kecerdasan dengan membedakan mana informasi palsu dan informasi yang benar, tidak langsung merespon dan percaya pada informasi yang beredar. 

“Buka google cari hal seperti ini sudah pernah dibahas atau belum, sudah ada di media sosial sebelumnya atau belum, kadang ada berita yang berulang-ulang, berita tahun lalu kemudian diviralkan kembali, kemudian kita meresponsnya dengan cepat, sehingga kita salah kaprah,” jelas Muksalmina.

Selanjutnya, giliran Muhammad Hafidz Al Furqan selaku Influencer dan Kreator Konten, yang menyampaikan bahwa masyarakat perlu memperbanyak konten dakwah karena banyak sekali beredar konten yang tidak berfaedah.

Konten dakwah di era sekarang bisa menyaingi konten-konten yang lain karena dikemas dengan segmen-segmen tertentu yang lebih menarik untuk dilihat, membuat konten dengan mencari keresahan dalam ilmu agama di mana konten tersebut dapat memecahkan masalah keresahan tersebut dengan memberikan titik poin inti konten tersebut. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Kabupaten Pidie, Pentingnya Teknologi dalam Proses Belajar-Mengajar

“Misalnya konten tentang puasa, jadi kemarin puasa banyak orang yang bingung, bang kira-kira boleh nggak kita kumur-kumur pada saat puasa, kira-kira batal nggak, kan orang masih bingung ya itu kira-kira batal atau nggak, terus banyak yang bilang nggak batal, tapi saya bilang waktu itu batal lah, kenapa batal, karena kumurnya pakai kuah rendang," paparnya.

"Jadi kan ada sesuatu yang unik di dalamnya, ada poin yang sebenarnya itu komedi, orang suka banyak konten komedi, tapi dimasukkan dengan dakwah disananya,” kata Hafidz lagi.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Kemudian moderator memilih tiga penanya untuk bertanya secara langsung dan berhak mendapatkan e-money.

Literasi digital garapan Kemenkominfo di SMA Aceh Besar.
Literasi digital garapan Kemenkominfo di SMA Aceh Besar.

Pertanyaan pertama dari Evelyn Nisma yang mengajukan pertanyaan bagaimana cara mengedukasi milenial agar melek dan cakap teknologi tetapi tetap berbudaya Pancasila yang luhur dan tetap mencintai kebudayaan Nusantara.

Dan bagaimana caranya membawa kebudayaan Indonesia dalam digitalisasi? Serta bagaimana cara kita memproteksi diri dari media sosial yang banyak sekali palsunya dalam memberikan informasi?

Kemudian narasumber Arief Rama Syarif menanggapi bahwa sebenarnya banyak yang lupa bahwa tidak perlu melihat orang lain, melainkan melihat diri sendiri dengan sadar bahwa harus mencintai budaya Indonesia dengan menyebarluaskan keragaman budaya Aceh, misalnya.

"Kita harus mengajak keluarga maupun teman sekitar untuk mencintai dan membantu menyebarluaskan budaya Indonesia."

Pertanyaan kedua dari Haycal Firdaus yang mengajukan pertanyaan bagaimana agar etika bersosial media bisa diterapkan oleh warganet kita? "Karena warganet kita ini kerap kali menerobos netiket yang ada yang demi keviralan. Lalu pendekatan yang seperti apa yang dilakukan oleh orang tua dan guru kepada anak, agar anak dapat etis, bijak, cakap dan beradab ketika bersosial media?" tanya Haycal.

Kemudian narasumber Muksalmina, S.Pd., M.Pd menanggapi bahwa sebenarnya berinteraksi di dunia nyata dan dunia maya adalah sama, kemudian berinteraksi di dua dunia sama hukumnya dan harus sama tatakrama dan sopan santun yang tertera pada Alquran yang di mana tertera pada cara bersopan santun dan bertatakrama.

Baca Juga: Literasi Digital di SMAN 3 Muaro Jambi, Yuk Kenali Tantangan Hoaks Dunia Pendidikan

Pertanyaan ketiga dari Shelly Ghully mengajukan pertanyaan bagaimana cara yang baik mengintegrasikan strategi dakwah generasi milenial dan generasi tua yang kadang masih memiliki cara pandang yang berbeda dalam berdakwah?

Dan cara efektif apa yang digunakan untuk menyebarkan dakwah pada masa sekarang? Kemudian narasumber Arief Rama Syarif menanggapi bahwa konten yang diciptakan harus lebih berinteraktif dan lebih lucu, salah satu kontennya yaitu Habib Jafar pada platform Youtube.

Selanjutnya narasumber Muksalmina, juga menanggapi bahwa penyebaran agama ini harus lebih kreatif agar nyaman dinikmati oleh generasi millenial. Pemahaman karakter perlu ditanamkan dengan mengikuti pengajian atau kajian kajian ilmu agama. 

Sesi tanya jawab selesai, setelah itu, moderator mengumumkan tujuh pemenang lainnya yang bertanya di kolom chat dan berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada narasumber, Key Opinion Leader (KOL) dan seluruh peserta webinar. Pukul 12.00 WIB webinar literasi digital selesai, moderator menutup webinar dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Ogan Ilir, Yuk Lawan Hoaks dengan Sumber Terpercaya

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Aceh merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024. 

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan akun media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/),  Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo),
Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).

Editor


Komentar
Banner
Banner