Ibu Hamil

Warna Kulit Berubah saat Hamil? Tak Usah Cemas, Itu Hal Biasa

Melasma, atau 'masker kehamilan' sebuah kondisi perubahan warna kulit yang dialami banyak ibu hamil. Meski tidak berbahaya tetapi dapat dicegah.

Featured-Image
Melasma pada Ibu Hamil, Kenali Penyebab dan Cara Pencegahan. Foto: Freepik

bakabar.com, JAKARTA - Melasma, atau 'masker kehamilan' sebuah kondisi perubahan warna kulit yang dialami banyak ibu hamil. Meski tidak berbahaya tetapi dapat dicegah.

Selama hamil, seorang calon ibu mengalami banyak perubahan pada tubuh, diantaranya payudara membesar, stretch mark pada bagian perut atau tubuh lainnya, hingga terjadi melasma atau perubahan warna kulit.

Ibu hamil diketahui kerap mengalami hiperpigmentasi pada kulit, atau perubahan pada warna kulit yang tampak lebih gelap (cokelat, hitam atau keabu-abuan), yang terlihat seperti bintik kecil atau bercak yang lebih besar.

Bercak ini kerap muncul di bagian tubuh tertentu di wajah, seperti kening, pipi, hidung, bibir bagian atas dan dagu, yang tidak disertai rasa gatal, bengkak atau nyeri. Kondisi ini disebut melasma.

Melansir Parents, Senin (4/12), melasma sama sekali tidak berbahaya, meski kemunculannya menimbulkan ketidaknyamanan secara penampilan. Nyatanya hal ini umum terjadi pada 50 persen hingga 70 persen pada ibu hamil.

Biasanya melasma terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga, dan secara berangsung, bercak ini menghilang setelah melahirkan.

Penyebab Melasma pada Ibu Hamil

Penyebab Melasma pada Ibu Hamil . Foto: Freepik
Penyebab Melasma pada Ibu Hamil . Foto: Freepik

Seperti perubahan tubuh lainnya, perubahan hormon menjadi satu penyebab melasma muncul. Secara khusus, kadar estrogen dan progesteron meningkat selama kehamilan, sehingga perubahan warna kulit menjadi mungkin terjadi.

"Melasma, atau hiperpigmentasi, terjadi selama kehamilan sebagai akibat peningkatan jumlah melanin yang disebabkan perubahan hormonal," kata Loretta Ciraldo, dokter kulit di Miami Florida, dikutip Parents, Senin (4/12).

Melanin adalah zat yang diproduksi tubuh yang memberi warna pada kulit, rambut dan mata. Beberapa orang dengan kulit sedang atau lebih gelap rentan terhadap perubahan kulit ini.

Ashley Magovern MD, seorang dermatologis, menyebutkan faktor-faktor tertentu meningkatkan terjadinya melasma, seperti genetika keluarga, hormonal, stres, dan penggunaan obat-obat tertentu.

Meski begitu, melasma tidak mengganggu perkembangan janin yang dikandung sang ibu. Beberapa juga mengalami linea nigra, yaitu terjadinya garis gelap di bagian perut selama kehamilan.

Pencegahan Melasma selama Masa Kehamilan

Pencegahan Melasma pada Ibu Hamil. Foto: Freepik
Pencegahan Melasma pada Ibu Hamil. Foto: Freepik

Tapi Anda tak perlu khawatir, melasma bisa dicegah dan dikurangi dengan berbagai cara, seperti:

Menggunakan tabir surya, sinar ultraviolet (UV) dapat menyebabkan perubahan pigmen. Tabir surya dapat melindungi kulit dari paparan tersebut, gunakan dengan SPF 30 atau lebih dan lakukan setiap dua jam saat berada di luar ruangan.

Tetap di tempat teduh, Anda dapat menghindari sinar matahari dengan berada di tempat teduh terutama saat siang hari, matahari terik. Dan mengenakan topi bertepi lebar untuk menghalau sinar matahari ke wajah.

Hindari produk mengandung pewangi sintetis, sering kali mengandung bahan yang menyebabkan reaksi alergi dan iritasi kulit, serta memperburuk melasma.

Sangat penting memilih pelembap atau produk lain yang berlabel nonkomedogenik atau hipoalergenik, yang membantu mengurangi melasma.

Gunakan produk antioksidan, yang membantu mengurangi pigmentasi tidak teratur. Beberapa rekomendasi bahan yang aman adalah bioferment kulit lemon.

"Selama hamil hindari kandungan retinoid topikal dan krim pencerah, sebaliknya gunakan tabir surya dan topi saat di luar ruangan," ucap Kseniya Kobets, MD, direktur dermatologi kosmetik di Montefiore Medical Center.

Sebaliknya, Anda mungkin diizinkan menggunakan kandungan vitamin C atau azelaic acid saat hamil.

Editor
Komentar
Banner
Banner