berita Tanah Laut

Warga Terdampak Kebakaran Lahan Batu Bara di Kintap Tala Kembali ke Rumah

Meski belum sepenuhnya padam, dampak kebakaran di lahan batu bara Desa Bukit Mulia RT 11, Kecamatan Kintap, Tanah Laut (Tala), perlahan mulai berkurang.

Featured-Image
Tersisa satu titik api yang membakar batu bara di Desa Bukit Mulia, Kecamatan Kintap. Foto: Damkar Tala

bakabar.com, PELAIHARI - Meski belum sepenuhnya padam, dampak kebakaran di lahan batu bara Desa Bukit Mulia RT 11, Kecamatan Kintap, Tanah Laut (Tala), perlahan mulai berkurang.

Selain penurunan titik api, asap yang ditimbulkan juga menipis dan tidak lagi menimbulkan bau menyengat.

"Sebelumnya 3 kepala keluarga sempat mengungsi karena terganggu asap dan bau," papar Ketua RT 11 Desa Bukit Mulia, Marniah, Senin (6/11).

"Sekarang mereka sudah pulang semua, karena asap dari kebakaran sudah mulai berkurang," sambungnya.

Kebakaran terjadi sejak, Minggu (29/10) lalu. Diduga awalnya api membakar pepohonan di sekitar bekas tambang, lalu menjalar membakar batu bara yang masuk wilayah konsesi PKP2B salah satu perusahan ternama.

Akibatnya warga yang terdampak asap mulai mengalami sesak nafas, batuk, pilek dan pusing.

"Setelah mendapatkan pengobatan gratis bidan desa Hj Habibah, penyakit yang dialami warga mulai berkurang. Mereka juga mendapat bantuan masker," beber Marniah.

Sementara Komandan regu Damkar Kintap, Akbar Adi Putra, menjelaskan bahwa tersisa satu titik api lagi yang belum padam. 

Diketahui pemadaman api yang membakar batu bara perlu penanganan khusus. Penyebabnya batu bara harus ditimbun dulu tanah urug, baru kemudian dilakukan penyiraman.

"Tinggal satu titik api yang belum padam. Kami terus melakukan pemadaman menggunakan 1 unit pemadam dan 2 unit alat berat dari perusahaan," jelas Akbar.

Editor


Komentar
Banner
Banner