Polusi Udara Jakarta

Warga Keluhkan Polusi Udara Kepung CFD Sudirman-Thamrin Jakarta

Sejumlah warga yang menikmati car fee day (CFD) di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin mengeluhkan polusi udara yang mengepung langit Jakarta.

Featured-Image
Di tengah buruknya kualitas udara, tak membuat warga surut untuk menikmati car free day (CFD) di jalan Sudirman dan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (20/8). Foto: apahabar.com/Andrey

bakabar.com, JAKARTA - Sejumlah warga yang menikmati car fee day (CFD) di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin mengeluhkan polusi udara yang mengepung langit Jakarta.

Aktivitas olahraga warga menjadi terganggu lantaran dihantui kualitas udara yang buruk di tengah keinginan masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat dengan berjalan kaki, berlari, hingga bersepeda.

Merujuk data IQAir, Minggu (20/8) kualitas udata di Jakarta berada dalam status tidak sehat, yakni mencapai angka 155 AQI US dengan kadar PM 2.5 mencapai 75.

Baca Juga: Kurangi Polusi Udara, Pemprov DKI Mulai Terapkan WFH untuk ASN Senin Ini

Para warga menyadari jika polusi udara Jakarta sudah dalam level berbahaya sehingga mereka menggunakan masker saat gelaran CFD pagi tadi.

Jonathan, warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan mengaku terpaksa memakai masker agar mengantisipasi kualitas udara Jakarta yang memburuk.

Ia yang berjalan kaki dengan anjing golden retriever di kawasan Dukuh Atas ini juga berharap pemerintah dalam mengatasi polusi udara yang menghantui kesehatan masyarakat. 

"Sekarang ini wajib pakai masker, meskipun endemi, tapi udara nggak bagus, ini jalan kaki dari Senayan ke Bundaran HI, ya semoga saja nggak selamanya kayak gini udaranya," kata Jonathan saat ditemui bakabar.com, Minggu (20/8).

Baca Juga: Atasi Polusi Udara, Pemprov DKI Bakal Buka 800 RTH di Jakarta

Senada, Mira, pegiat olahraga dan gizi yang saat itu terlihat senam di trotoar kawasan Dukuh Atas mengaku bahwa polusi udara harus segera bisa diatasi oleh pemerintah dan warga Jakarta. 

"Ini polusi jelas menganggu kesehatan ya, ayo lah semua bergerak, warga jangan naik mobil probadi, pemerintah juga harus bisa atasi ini apapun caranya," ujar Mira kepada bakabar.com, Minggu (20/8).

Baca Juga: Polusi Udara Jakarta sedang Buruk, Kurangi Aktivitas Luar Ruangan

Sebelumnya, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membeberkan beberapa langkah untuk mengatasi polusi udara di ibu kota usai mengikuti rapat dengan Presiden Jokowi dan sejumlah menteri di Istana Negara, Senin (14/8).

Heru menyebut, penyebab utama polusi udara di Jakarta akibat emisi kendaraan bermotor. Pemprov DKi akan terus intensif melakukan uji emisi kendaraan bermotor di banyak titik. Selain itu Pemprov DKI, lanjut Heru, juga akan menerapkan WFH kepada ASN dengan pola 3 dan 2. Artinya 3 hari WFH dan 2 hari WFO. 

"Terkait uji emisi, Pemprov DKI bakal lebih intensif menerapkan di sejumlah titik dengan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan, Polda Metro Jaya, dan Kementerian KLHK," ujar Heru.

Pengamat Transportasi, Darmaningtyas menyebut pemerintah tak serius dalam menangani permasalahan polusi udara di Jakarta.

Pemerintah hanya melakukan kebijakan-kebijakan yang terus berulang tanpa hasil yang konkret. Tak ada kebijakan yang ekstrim dan solutif dalam menangani masalah buruknya udara di ibu kota.

Baca Juga: Polusi Udara Jakarta, Pemprov DKI: Solusinya WFH hingga Uji Emisi

"Polusi udara itu masalah yang serius sekali, kebijakan cuma uji emisi, WFH, cuma itu kan sudah dilakukan berulang kali, coba bikin kebijakan yang ekstrem, ayo semua pejabat dan ASN naik sepeda atau angkutan umum," ujar Darmaningtyas saat dihubungi bakabar.com, Minggu (20/8).

Menurutnya, dengan kebijakan ektrem tersebut yakni mewajibkan warga dan seluruh ASN naik angkutan umum, bisa menjadi solusi konkret untuk mengatasi polusi udara yang semakin akut.

"Sehingga dengan kebijakan tersebut tak perlu ada WFH, pengaturan dan pembatasan jam kerja, dan lain-lain. Dan warga pun tetap produktif," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner