Regional

Warga Gelar Aksi Topo Bisu di Rumah Dinas, Gibran: Salahku Apa?

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming tiba-tiba mendatangi warga Kota Solo yang menggelar topo bisu di depan Rumah Dinas Walikota Solo, Lojigandrung, Senin, (16/10)

Featured-Image
Aksi dilakukan warga Solo depan rumah dinas Wali Kota Solo, Lojigandrung, Senin (16/10). Foto: apahabar.com/Fernando

bakabar.com, SOLO - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming tiba-tiba mendatangi warga Kota Solo yang menggelar topo bisu di depan Rumah Dinas Wali Kota Solo, Lojigandrung, Senin, (16/10).

Saat Gibran mendatangi aksi, para peserta sudah berjalan dari Lojigandrung menuju Taman Sriwedari dengan membawa beberapa poster. Di antaranya berisi tulisan "Kami Muak Dengan Politik Dinasti, Pelestari Budaya Topo Bisu, dan Ojo Dumeh." Hal itu yang membuat Gibran menanyakan para peserta aksi satu persatu.

"Tulisannya itu apa? Lah kenapa salahku apa?" tanya Gibran pada salah satu peserta.

Baca Juga: Gibran Tanggapi Putusan MK soal Usia Capres-cawapres: Ya Ndak Apa-apa

Ditemui usai mendatangi para peserta aksi. Gibran mengaku bingung dengan aksi yang dilakukan oleh beberapa warga Solo yang tergabung dari Komunitas dan Pelestari Budaya Tapa Bisu.

"Saya juga gak paham yang ditanyai gak paham. Makanya saya tanyai saya samperin. Sing dumeh siapa saya juga gak tau," katanya.

Meski demikian, Gibran menegaskan bahwa dirinya tak merasa kaget namun justru merasa senang dengan adanya aksi tersebut. Bahkan, ia juga menawarkan diri untuk mengajak ke rumah dinasnya.

"Ndak apa-apa. Gak ada yang tersulut, ini sudah beres," tandasnya.

Baca Juga: Bivitri: Ada Benturan Kepentingan di MK, Ketua MK adalah Paman Gibran

Sementara itu Koordinator aksi, Joko Suranto menjelaskan bahwa topo bisu ini merupakan warisan dari nenek moyang dulu yang sudah ada.

"Jadi istilahnya topo bisu ini 'yen koe dielengke karo masyarakat mu ora gelem, (Kalau kamu diingatkan sama masyarakatmu tidak mau), kita cuek saja," jelasnya.

Joko membantah bahwa aksinya berkaitan dengan putusan MK. Sebagai warga Solo aksi yang dilakukannya sah-sah saja.

"Jadi monggo itu keputusan MK dan kita tidak tahu," ungkap warga Serengan tersebut.

Baca Juga: Soal Tudingan MK jadi Mahkamah Keluarga, Gibran Tanggapi Santai

Saat ditanya alasan memilih lokasi Loji Gandrung untuk topo bisu ini, Joko menyebut karena Loji Gandrung ini merupakan rumah dinas wali kota.

"Kota Solo kalau tidak di Balai Kota Solo ya Loji Gandrung. Dengan topo bisu ini sedikit banyak mengingatkan kepada pimpinan di Solo, supaya Kota Solo tetep damai dan tentram," tandasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner