bakabar.com, JAKARTA - Ekspor biji nikel ilegal sebesar 5,1 juta ton ke China sudah terendus. Ternyata berasal dari Kalimantan Selatan (Kalsel).
"Informasi itu diketahui dari penelusuran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta dikutip Sabtu (9/9).
Baca Juga: Luhut Ditantang Buka Fakta Ekspor Nikel Ilegal dari Kalsel
Baca Juga: Ekspor Nikel Ilegal Kalsel ke China, Berry Sentil 'Si Anu' Luhut
Luhut juga sudah mengetahui siapa pelakunya. Namun dia masih enggan mengungkap identitasnya. "Siapa anu-nya, kita sudah tahu semua," ucapnya.
Di samping itu, penyelidikan masih terus dilakukan. Terkait ada atau tidaknya kesengajaan dalam ekspor ini. Sebab, bisa jadi nikel tersebut tercampur dengan ekspor besi baja.
Baca Juga: Ekspor Nikel Ilegal, Menteri Bahlil: Jangan Dibiarkan, Harus Ditindak
"Tapi sekarang kita yang selidiki itu nikel yang tercampur dengan iron ada di dalamnya. Pertanyaannya, apakah ini disengaja atau tidak, lagi kita cari. Kadarnya apa, kadarnya rendah 0,5," tuturnya.
Pemerintah sedang mengupayakan agar semua sistem pencatatan dan pengawasan digitalisasi. Agar mudah dilacak.
"Jadi, semua lagi kita investigasi, kalau untuk batu bara sudah sangat sulit untuk nipu karena sudah digitalize," jelasnya.
Baca Juga: KPK Kaji Dugaan Ekspor Nikel Ilegal
"Sekarang nikel kita masukin dengan jaksa agung, dengan KPK juga bicara semua akan kita masukkan digitalize, sehingga kita bisa trace semua," sambungnya.
Penting untuk tahu. Dugaan ekspor nikel ilegal pertama kali diungkap oleh KPK. Pihaknya membeberkan penyelundupan bijih nikel RI ke China sejak 2021-2022. Bahkan mencapai 5 juta ton.
Padahal, Pemerintah Indonesia telah secara resmi melarang adanya ekspor bijih nikel sejak 2020 lalu.
Nikel Kalsel
Kalsel provinsi kaya akan hasil alam dan tambang. Mengutip Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan & Pemurnian Indonesia, potensi tambang bijih besi Kalsel terdapat di Kabupaten Tanah Laut. Totalnya diperkirakan sebesar 185.667 ton.
Baca Juga: Haji Isam Bangun 4 Smelter, Cadangan Nikel Kalsel Diakui Terbatas
Sejatinya sudah ada beberapa pabrik smelter di Kalsel. Sebut saja di Kotabaru milik PT Silo dan Tanah Laut punya PT Delta Prima Steel.
Kapasitas smelter milik Silo di Pulau Sebuku dilaporkan mencapai 1 juta ton per tahun. Jumlah itu jauh lebih besar ketimbang PT Delta Prima Steel di Jorong yang 100 ribu ton/tahun.
Praktisi Lingkungan Hidup, Berry Nahdian Furqon lantas menyentil Luhut Binsar Panjaitan soal bisnis gelap ekspor nikel ilegal ke China diduga dari Kalimantan Selatan.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Berry meminta Luhut untuk tak setengah-setengah dalam menyampaikan informasi publik. Termasuk mengungkap secara terang siapa dalang di balik ekspor ilegal.
Baca Juga: Selesai Pabrik Biodiesel, Haji Isam Target Empat Smelter
"Siapa itu anu [yang tidak disebutkan namanya oleh Luhut]? Kan pemerintah katanya sudah tahu pelakunya, maka segera pastikan status hukumnya," jelas mantan direktur Walhi Nasional itu kepada bakabar.com, Sabtu (9/9).
Jangan sampai, kata dia, kasus tersebut tak jelas juntrungannya dan menggantung. Kemudian malah dijadikan bancakan oleh oknum-oknum aparat.
=======
Dapatkan berita menarik dan terupdate setiap hari dari bakabar.com.
Mari bergabung di Grup Whatsapp “Info apahabar nasional” dengan klik link:
https://chat.whatsapp.com/ILkdPzH3CCzDYX29CJAHb8 kemudian join. Jangan lupa follow Instagram, Facebook dan Twitter @bakabar.com.