Ekspor Nikel Ilegal

Ekspor Nikel Ilegal Kalsel ke China, Berry Sentil 'Si Anu' Luhut

Berry Nahdian Furqon menyentil Luhut Binsar Panjaitan soal temuan ekspor nikel ilegal ke China berasal dari Kalimantan Selatan.

Featured-Image
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan diminta untuk membuka siapa sosok di balik ekspor nikel ilegal dari Kalsel ke China. Foto: Dok.apahabar.com

bakabar.com, JAKARTA - Berry Nahdian Furqon menyentil Luhut Binsar Panjaitan soal bisnis gelap ekspor nikel ilegal ke China diduga dari Kalimantan Selatan (Kalsel).

Berry meminta Luhut untuk tak setengah-setengah dalam menyampaikan informasi publik. Termasuk mengungkap secara terang siapa dalang di balik ekspor ilegal.

Baca Juga: Luhut Ditantang Buka Fakta Ekspor Nikel Ilegal dari Kalsel

Baca Juga: Haji Isam Bangun 4 Smelter, Cadangan Nikel Kalsel Diakui Terbatas

"Siapa itu anu [yang tidak disebutkan namanya oleh Luhut]? Kan pemerintah katanya sudah tahu pelakunya, maka segera pastikan status hukumnya," jelas mantan direktur Walhi Nasional itu kepada bakabar.com, Sabtu (9/9).

Jangan sampai, kata dia, kasus tersebut tak jelas juntrungannya dan menggantung. Kemudian malah dijadikan bancakan oleh oknum-oknum aparat.

Baca Juga: Jangan-Jangan Eksportir Nikel Ilegal di Kalsel Si Anu!

Baca Juga: Wah, Ekspor Nikel Ilegal ke China Ternyata dari Kalsel

"Pastikan apakah memang jika terjadi pelanggaran, kalau ya segera proses hukumnya," jelas Berry.

Soal Ekspor Nikel Ilegal, Luhut: Pengusutan Tidak Sulit
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. bakabar.com/Dian Finka

Sekali lagi, Luhut harus lebih terbuka. Tidak boleh setengah-tengah. Misalnya perkara ternyata hanya terkait administrasi. Maka pemerintah harus segera mengambil tindakan. Entah sanksi atau penertiban.

"KPK dan LBP [Luhut Binsar Panjaitan] jangan berstatemen kalau hanya bikin gaduh saja, mesti ada tindakan konkrit," jelas inisator jaringan advokasi tambang di Kalsel ini.

Baca Juga: Haji Isam Bangun 4 Smelter, Jangan Ikuti Jejak Meratus Steel!

Menariknya, Kalsel bukan termasuk wilayah dengan cadangan nikel terbesar. Potensi terbesarnya hanya ada di Tanah Laut. Lantas mengapa datangnya dari Kalsel?

"Mungkin temuannya yang dianggap bermasalah itu datangnya hanya dari Kalsel. Makanya semuanya harus diperjelas dulu baru diumbar ke publik biar tak menimbulkan spekulasi," jelasnya.

Baca Juga: Tak Hanya Haji Isam, SILO Juga Lirik Smelter Kalsel di Kotabaru

Sebelumnya, bisnis gelap ekspor biji nikel ilegal sebesar 5,1 juta ton ke China terendus. Ternyata berasal dari Kalimantan Selatan. Informasi tersebut diungkap Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar.

"Informasi itu diketahui dari penelusuran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," kata Luhut di Jakarta dikutip Sabtu (9/9).

Luhut juga sudah mengetahui siapa pelakunya. Namun dia masih enggan mengungkap identitasnya. "Siapa anu-nya, kita sudah tahu semua," ucapnya.

Baca Juga: Selesai Pabrik Biodiesel, Haji Isam Target Empat Smelter

Di samping itu, penyelidikan masih terus berjalan. Terkait ada atau tidaknya kesengajaan dalam ekspor ini. Sebab, bisa saja nikel tersebut tercampur dengan ekspor besi baja.

"Tapi sekarang kita yang selidiki itu nikel yang tercampur dengan iron ada di dalamnya. Pertanyaannya, apakah ini disengaja atau tidak, lagi kita cari. Kadarnya apa, kadarnya rendah 0,5," tuturnya.

Baca Juga: Kata Pemprov Soal Megaproyek 4 Smelter Haji Isam di Kalsel

Pemerintah sedang mengupayakan agar semua sistem pencatatan dan pengawasan digitalisasi. Agar mudah dilacak.

"Jadi, semua lagi kita investigasi, kalau untuk batu bara sudah sangat sulit untuk nipu karena sudah digitalize," jelasnya.

"Sekarang nikel kita masukin dengan jaksa agung, dengan KPK juga bicara semua akan kita masukkan digitalize, sehingga kita bisa trace semua," sambungnya.

Baca Juga: Megaproyek 4 Smelter Haji Isam, Prof Mutia Bilang Begini 

Penting untuk tahu. Dugaan ekspor nikel ilegal pertama kali diungkap oleh KPK. Pihaknya membeberkan penyelundupan bijih nikel RI ke China sejak 2021-2022. Bahkan mencapai 5 juta ton.

Padahal, Pemerintah Indonesia telah secara resmi melarang adanya ekspor bijih nikel sejak 2020 lalu.

Kalsel provinsi kaya akan hasil alam dan tambang. Mengutip Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan & Pemurnian Indonesia, potensi tambang bijih besi Kalsel terdapat di Kabupaten Tanah Laut. Totalnya diperkirakan sebesar 185.667 ton.

Sejatinya sudah ada beberapa pabrik smelter di Kalsel. Sebut saja di Kotabaru milik PT Silo dan Tanah Laut punya PT Delta Prima Steel.

Kapasitas smelter milik Silo di Pulau Sebuku dilaporkan mencapai 1 juta ton per tahun. Jumlah itu jauh lebih besar ketimbang PT Delta Prima Steel di Jorong yang 100 ribu ton/tahun.

Editor


Komentar
Banner
Banner