bakabar.com, BANJARMASIN – Terulangnya kembali insiden maut yang melibatkan armada barisan pemadam kebakaran (BPK) swakarsa memang disesalkan banyak pihak.
Kendati begitu publik diminta untuk tidak menyamaratakan semua relawan.
Apalagi sampai menjustifikasi jika semua relawan memiliki misi berlomba-lomba sampai duluan ke lokasi kejadian sebagai bentuk pengakuan, alih-alih mengutamakan keselamatan pengguna jalan lain.
Dalam unggahan viralnya di media sosial, seorang relawan bernama Adi meminta publik untuk melihat juga jerih payah relawan membantu setiap misi kemanusiaan tanpa tedeng aling-aling.
Berikut unggahannya viral Adi yang dikutip media ini dari salah satu grup media sosial Facebook:
“Setiap kesalahan pemadam kebakaran pasti selalu dibesar-besarkan dan diviralkan di media sosial.
Seakan petugas pemadam kebakaran yang ugal-ugalan di jalan raya dan tidak taat aturan berlalu lintas.
Tapi apakah ada media atau akun media sosial yang mengangkat berita bagaimana perjuangan pemadam kebakaran yang rela meninggalkan sanak keluarga mereka membantu masyarakat walau tidak ada imbalan dan perlindungan asuransi yang mereka terima?
Mereka rela bertaruh nyawa demi menolong kita yang sedang dirundung bencana. Ada yang tertusuk paku, ada yang kena pecahan beling, ada yang terjatuh dari atap, ada juga yang terkena kobaran api.
Ingat mereka menolong tidak memandang siapa kita. Mereka menolong tidak memandang apa hubungan mereka dengan kita.
Mereka menolong ikhlas lahir batin terhadap siapapun yang terkena musibah kebakaran.
Di saat Ramadan kemarin kejadian kebakaran di Kamboja pada saat berbuka puasa mereka rela tidak berbuka puasa bersama keluarga tetapi berbuka di tempat kejadian dengan hanya seteguk air mineral saja, sambil tangan memegang selang air untuk memadamkan kobaran api.
Pada saat kebakaran di Ratu Zaleha Banjarmasin, di saat menyantap sahur bersama istri dan anak serta orang tua, mereka rela tinggalkan makanan demi menolong kita yang terkena musibah kebakaran.
Coba Kita renungi untuk masyarakat yang suka menyalahkan dan menghina para relawan damkar apakah kita bisa seperti mereka? Apakah kita bisa berjuang seperti mereka? Dan tanyakan kepada diri kita apa yang bisa aku lakukan untuk masyarakat yang terkena musibah kebakaran. Bukan hanya sekedar bicara.
Ingat, seluruh relawan pemadam kebakaran adalah relawan tanpa tanda jasa yang rela bertaruh nyawa untuk kita yang bukan siapa siapa mereka. Tanpa mengharap gaji, pangkat, tunjangan serta pujian.
Para relawan pemadam kebakaran ini tanda-tanda calon penghuni surga karena kenapa mereka ‘lah yang disebut oleh Rasulullah yaitu sebaik-baik manusia adalah orang yang berguna untuk orang lain.
Tetap semangat relawan damkar dan emergensi. Biarkan cacian dan hinaan masyarakat di luar sana untuk menjadi semangat pengabdian kita kepada umatnya Rasulullah.
Mereka yang menghina mereka yang tidak pernah merasa apa itu musibah kebakaran jangan pernah dimasukkan ke hati. Ingat tujuan kita cuma satu yaitu surga dan syafaatnya Rasulullah.
Panjang umur perjuangan”
Sampai ulasan ini ditayangkan, unggahan pria yang merupakan relawan Khadimul Ummat, Hulu Sungai Tengah itu disukai oleh sebanyak ratusan pengguna akun Facebook.
Seperti diwartakan sebelumnya, kecelakaan yang melibatkan armada BPK kembali merenggut korban jiwa, Minggu (15/5).
Dua hari dirawat, satu dari empat korban kecelakaan tersebut mengembuskan napas terakhir.
Kawasan Lingkar Dalam, Banjarmasin Selatan diubahnya bak arena balap. Melibatkan sebuah armada relawan pemadam kebakaran Museum Perjuangan (MP) Banjarmasin, dan beberapa BPK lainnya.
Kecelakaan terjadi ketika mobil yang dikemudikan WA dari BPK MP melaju kencang di kawasan Lingkar Dalam, Banjarmasin Selatan.
Mulanya, WA dan sejumlah rekannya dari BPK Museum Perjuangan hendak memadamkan api di Tatah Makmur, kabupaten tetangga.
Nahas, saat hendak menyalip, mobil yang dikemudikan WA selip. Dua sepeda motor dari lajur berlawanan ditabraknya.
Saat ini, WA sendiri telah diamankan. Polisi telah menetapkannya sebagai tersangka dan terancam sanksi penjara sesuai Pasal 310, UU LLAJ.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Banjarmasin, Budi Setiawan menyayangkan kembali berulangnya insiden BPK.
"Akan kita bina dan distandarisasi terhadap kendaraan mereka," ujarnya, tempo hari.
Terlepas itu, dia turut mengimbau kepada pengguna jalan lain. Jika mengetahui ada armada BPK atau ambulans sedang lewat, bisa memberi ruang. Karena memang diprioritaskan ketika di jalan raya.
Dia turut kembali mengingatkan soal zonasi. Pemadam yang boleh mengejar hanya mereka yang berjarak 15 menit dari titik kebakaran. "Sesuai aturan Menteri Dalam Negeri Nomor 364.1 Tahun 2021," katanya.
Sementara Kapolresta Banjarmasin, Kombes Sabana Atmojo berjanji akan memberikan pembinaan teknis kepada seluruh relawan BPK.
"Mobil-mobilnya akan kita periksa kelayakannya," katanya.
Sabana meminta agar masyarakat tidak kehilangan respek kepada para relawan BPK. Karena bagaimanapun, relawan BPK telah banyak berjasa membantu warga yang kesusahaan saat terjadi musibah.
Tabrakan Maut BPK Terulang Lagi, Apa Kabar Perda Damkar Banjarmasin?