bakabar.com, BANJARBARU - Keaslian benda antik yang ditemukan di Sungai Rangas Tengah, Banjar mulai diragukan.
Arkeolog Kalsel pun menduga temuan barang yang disebut benda antik itu bukan peninggalan kerajaan di masa lalu.
Barang-barang tersebut ditemukan Masroni, warga Sungai Rangas Tengah, di aliran sungai setempat. Temuan ini sontak menghebohkan warga sekitar, hingga kawasan lain yang terdekat.
Baca Juga: Yang Terjadi Jika Benda Antik di Sungai Rangas Banjar Barter dari Alam Gaib
Baca Juga: DOR! Otak Pembunuhan Polisi di ‘Kampung Narkoba’ Kalteng Tewas Ditembak
Baca Juga: Geger Barang Antik Sungai Rangas Kalsel: Mandau-Piring Berasma Allah
Tak sedikit warga yang beranggapan kalau benda temuan Masroni merupakan peninggalan kerajaan. Akhirnya mereka pun mulai berdatangan untuk mendapatkan khasiat benda itu.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Namun berdasar penelitian yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), barang-barang tersebut bukan peninggalan kerajaan.
"Temuan tersebut tidak masuk dalam kategori cagar budaya," papar peneliti arkeologi BRIN, Hartatik.
"Terkait fakta-fakta penemuan tersebut, bupati Banjar yang akan mengumumkan langsung," imbuhnya.
Melalui penelitian yang telah dilakukan, arkeolog BRIN juga menganalisis teknik pembuatan. Disimpulkan bahwa jenis dan pola hias meniru keramik lama, tetapi menggunakan teknik glasir kekinian.
Bahkan arkeolog menyebut cara penemuan merupakan motif ekonomi agar benda-benda antik itu bisa terjual mahal.
"Malah benda-benda seperti itu banyak diproduksi oleh industri keramik di Singkawang, Malang dan Banyumas," imbuh Hartatik.
Kehebohan temuan benda antik yang membuat banyak warga datang meminta berkah, juga memantik respons Majelis Ulama (MUI) Kalsel.
"Memercayai atau meyakini suatu benda memiliki kekuatan yang memengaruhi kehidupan, baik keberhasilan maupun kegagalan, sangat dilarang dalam Islam. Keyakinan ini membawa kepada syirik, dosa besar yang tak diampuni," tegas Hafiz Anshari, Wakil Ketua MUI Kalsel.
"Kami mengimbau masyarakat khususnya di Kalsel, untuk tidak mudah memercayai benda-benda antik. Perkuat iman dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah Pencipta, sehingga tak mudah terprovokasi dengan hal-hal yang tidak benar dan menyesatkan," tutupnya.