bakabar.com, PELAIHARI - Kabar yang menyebutkan H Muhammad Aqli atau Guru Aqli, tidak menggunakan id card atau kartu identitas saat ditangkap Askar pengamanan di Makah, Arab Saudi saat menjalankan ibadah umrah dibantah Ustaz Syarwani Ahmad anaknya.
Menurut Ustaz Syarwani, ayahnya, yakni Guru Aqli saat beribadah dengan jemaah lainnya tetap mengenakan id card dan masih melekat di badan.
"Waktu diamankan polisi Arab Saudi, Guru Aqli masih memakai pakaian Ihram dan tanda pengenal berupa id card jemaah umrah," kata Ustaz Syarwani, Rabu (8/2).
Ustaz Syarwani juga menuturkan, pascadiamankan orang tuanya oleh Askar Arab Saudi, pihak keluarga tidak tahu persis, apa kesalahan yang diperbuat oleh Guru Aqli waktu itu
Diketahui Ustaz Syarwani, ayahnya pada awal mula terpisah dari rombongan, sedang melakukan tawaf wada (tawaf perpisahan). Sedangkan jemaah umrah yang lain menunggu di tempat terpisah.
Setelah beberapa jam Guru Aqli ditunggu, namun tidak kunjung datang kembali ke rombongan.
"Saya dan ibu mulai merasa khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang menimpa kepada bapak dan memutuskan untuk mencari ke mana-mana tapi tidak ditemukan juga," katanya.
Menurutnya, karena waktu perjalanan umrah sudah habis di Arab Saudi, Jemaah umrah memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
Sebelum kembali ke Indonesia, pihak keluarga sudah meminta bantuan semua pihak, termasuk teman dari orang tuanya yang tinggal di Arab Saudi untuk mencari keberadaannya.
"Pertama dapat kabar bahwa bapak ditemukan pas sudah sampai di Surabaya, yang memberi kabar Muhammad Hasan Basri, biasa disebut H Bagar temannya bapak," tuturnya.
Ustaz Syarwani Ahmad mengatakan, kabar terbaru orang tuanya pascadiamankan Askar Arab Saudi, saat ini dalam kondisi baik dan hampir tiap hari memberi kabar melalui telepon.
"Hampir tiap hari ada telepon dari bapak memberi kabar keadaan di tahanan Arab Saudi, paling lama menelpon 2 menit, Alhamdulillah kabarnya dalam keadaan baik, untuk segala kebutuhan makan pun terpenuhi," ujarnya.
Memang sambung dia, waktu itu Guru Aqli ditangkap sekitar pukul 01.45 malam waktu setempat. Dan dalam beberapa hari tidak ada kabar.
Baru ada kabar pada 28 November 2022, dan sudah di dalam tahanan dekat Maulid Nabi (Perpustakaan Makah Al Mukaromah). Kemudian koordinasi dengan KJRI dihubungi pihak travel dan melakukan laporan ke KJRI, lalu melapor pada 28 November itu ke KJRI dan pada 30 November keluar laporannya.
"Waktu masih di dekat Maulid Nabi waktu itu orang travel jenguk Guru Aqli ngasih pakaian, duit waktu itu oleh Ustaz Muhammad Hasan Basri. Kebetulan yang mengurus Travel Ustazah Rafiah Hasan Basri," katanya.
Kemudian dipindah beliau ke penjara daerah Tanim keluar dari wilayah masjidil Haram tapi masih daerah Makah. Karena pindah itulah sempat beberapa hari sudah tidak bisa ketemu dengan beliau.
Selanjutnya, sebelum 8 Desember dikembalikan lagi ke tempat awal tempat ditahan wilayah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dan diminta paspor beliau. Selama di situ belum ada dari KJRI yang jenguk cuma lewat telepon.
"Kemudian pindah ke Sumaizi pada tanggal 8 Desember Disana. Nah mulai dari situ ada dua Minggu koordinasi dengan KBRI terputus," tambahnya.
"Yang Ngurus dari KBRI ini sakit habis operasi dan dua minggu tak bisa diurus. Dan Lalu KJRI memberi nomor pak Zainullah lalu yang ngurus. Jadi kapan melalui pak Zainullah yang ngurus," ujarnya.
Di mana KJRI mulai bisa melakukan kunjungan ke tahanan pada 2 Januari 2923 dan juga penandatanganan surat kuasa 6 Januari tadi untuk menangani perkara hukumnya.
"Termasuk upaya banding juga dilayangkan. Inilah yang kami tunggu hasilnya," tandas Ustaz Syarwani.