Hiburan

Usai Unggah Pita Putih, Presiden Arema Akhirnya Minta Maaf soal Tragedi Stadion Kanjuruhan

Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana atau Juragan 99 meminta maaf atas tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan  lebih dari 100 orang, pada Sabtu (1/10).

Featured-Image
Presiden Arema Akhirnya Minta Maaf soal Tragedi Stadion Kanjuruhan. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana atau Juragan 99 meminta maaf atas tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan  lebih dari 100 orang, pada Sabtu (1/10).

Permintaan maaf itu diunggah akun Instagram @juragan_99, Minggu (2/10). 

Dalam postingan tersebut, Gilang menyatakan prihatin dan mengutuk keras kerusuhan di stadion Kanjuruhan.

"Sebagai Presiden Arema FC, saya meminta maaf yang tulus kepada seluruh warga malang raya yang terdampak atas kejadian ini, saya sangat prihatin dan mengutuk keras kerusuhan di stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan seratusan lebih korban jiwa," tulis Gilang.

Ia mengatakan manajemen Arema FC sudah berkoordinasi dengan pusat layanan kesehatan untuk merawat korban.

Dia juga menyebut pihaknya telah meminta agar para korban diberikan pelayanan maksimal selama mendapat perawatan.

"Dan meminta pusat-pusat layanan kesehatan untuk menyampaikan pembiayaannya kepada manajemen Arema FC," tambahnya.

Gilang pun menyatakan bakal mendukung investigasi yang dilakukan oleh polisi. Ia memohon kepada seluruh pihak untuk menahan diri hingga permasalahan ini menemui titik terang.

"Kami juga mendukung penuh pengusutan dan investigasi yang dilakukan pihak kepolisian, dan memohon pihak-pihak untuk menahan diri sampai benar-benar ketemu titik terang permasalahannya," ujar Gilang.

"Tidak ada sepak bola seharga nyawa. Tidak ada," tegasnya.

Diberitakan, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, terjadi usai kekalahan 2-3 Arema FC versus Persebaya

Suporter Arema memasuki lapangan karena timnya kalah. Insiden itu direspons polisi dengan menghadang dan menembakkan gas air mata.

Akibat gas air mata, penonton pun berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga sesak nafas, penumpukan massa, dan terinjak-injak. Ratusan orang tewas dalam insiden itu.

Editor


Komentar
Banner
Banner