bakabar.com, JAKARTA – Jumlah Covid-19 varian Omicron di seluruh dunia mencapai 552.191 kasus dan 115 kematian per Selasa (11/1).
Menurut situs pelacakan sebaran Omicron, Newsnodes, Inggris masih menjadi negara yang mencatat kasus varian ini terbanyak, dengan 246.780 kasus, dan 75 kematian.
Kemudian disusul Denmark dengan 66.563 kasus, dan 18 kematian. Jerman mencatat 62.974 dan 16 kematian serta Amerika Serikat 62.480 kasus dan 1 kematian.
Adapun total Omicron di Asia Tenggara, menurut situs tersebut sebanyak 6.693 kasus.
Lebih rinci Singapura mencatat 3.592 kasus, Thailand 2.338 kasus, Indonesia 337 kasus, Malaysia 245 kasus, Kamboja 94 kasus, Filipina 43 kasus, Vietnam 30 kasus, Brunei Darussalam 9 kasus, Myanmar 4 kasus dan Laos 1 kasus
Sejauh ini blok tersebut belum melaporkan kasus kematian akibat infeksi Omicron.
Mengutip CNNIndonesia, pekan lalu Organisasi Kesehatan DUnia (WHO) menyatakan varian Omicron lebih menular. Namun gejala dan tingkat keparahan lebih ringan dari varian Delta.
Studi awal tim WHO yang dilakukan di Afrika Selatan dan Inggris, menunjukkan ada penurunan risiko rawat inap pasien yang terpapar varian Omicron, jika dibandingkan dengan varian Delta.
Penurunan risiko itu terlihat dari kelompok usia muda dan lebih tua.
Meski Omicron tak lebih parah dari varian sebelumnya, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom, mengatakan masyarakat tak boleh meremehkan varian ini.
Sebagaimana varian lain, Omicron juga memicu rawat inap dan bisa membunuh sejumlah pasien yang terpapar, lanjut dia.
Dalam laporan epidemiologi mingguan, WHO mengatakan kasus meningkat 71 persen, atau 9,5 juta kasus dalam seminggu hingga 2 Januari. Meski ada kenaikan kasus Covid-19, jumlah kematian global akibat virus corona turun 10 persen, atau sebanyak 41 ribu.