Nasional

Imbas Kenaikan Serangan Covid-19, Vaksinasi Booster Kembali Dipersiapkan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mempersiapkan vaksinasi Covid-19 booster lanjutan secara masal.

Featured-Image
Ilustrasi pemberian vaksin booster kedua untuk tenaga kesehatan beberapa waktu lalu. Foto: SindoNews

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mempersiapkan vaksinasi Covid-19 booster lanjutan secara masal.

Langkah tersebut diambil dalam mengantisipasi lonjakan tren kasus Covid-19 dalam beberapa waktu kebelakang.

"Kami sudah bersiap membuka vaksinasi massal kepada masyarakat. Pun sekarang vaksinasi sudah berproses, terutama booster ketiga," papar Direktur Jenderal Pelayanan Kemenkes, Azhar Jaya, seperti dilansir CNN, Rabu (13/12).

Program vaksinasi akan lebih dulu digencarkan di daerah dengan kasus penularan Covid-19 yang cenderung tinggi. Salah satunya DKI Jakarta yang mencatat kenaikan lebih dari 40 persen dalam sepekan.

Kemudian survei antibodi juga akan dilakukan dalam waktu dekat. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar kekebalan terhadap Covid-19 yang masih terbentuk di tengah masyarakat.

Meski terjadi kenaikan kasus Covid-19, angka keterisian Bed Occupancy Rate (BOR) masih relatif rendah.

Diketahui tren kasus Covid-19 mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Kemenkes mencatat kenaikan sebesar 58,9 persen antara Oktober hingga November 2023.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga mencatat 2 kasus kematian akibat Covid-19. Kedua pasien ini memiliki riwayat komorbid dan belum mendapatkan vaksinasi lengkap.

Lonjakan ditengarai disebabkan subvarian omicron EG.5 dan EG.2 atau yang kerap disebut Eris. Subvarian inilah yang memicu lonjakan kasus di sejumlah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Beberapa gejala Covid-19 subvarian Eris yang sering ditemukan adalah demam, kelelahan, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek.

"Mutasi memang membuat SARS CoV2 semakin ringan. Namun bukan berarti dianggap remeh, terutama orang dengan komorbid dan belum mendapatkan vaksinasi," sahut dokter spesialis paru Erlang Samoedro.

Editor


Komentar
Banner
Banner