bakabar.com, MAGELANG - Kegiatan bertajuk Tridaya Festival 2023 karya para pemuda Borobudur digelar selama dua hari untuk berekspresi, berkesenian, melestarikan budaya sekaligus menarik wisatawan.
Semua ornamen dan pentas kesenian selama 36 jam tersebut digelar sejak Jumat (22/12) pukul 09.00 hingga Sabtu (23/12) pukul 00.00.
"Tridaya Festival digelar Jumat (22/12) hingga Sabtu (23/12), diprakarsai pemuda dari 20 desa se Borobudur, ajang untuk membuka spot wisata di musim libur utamanya, selain ke Candi," kata Ketua Panitia Borobudur Tridaya Festival sekaligus anggota Mahajava Aksata, Zhawung Dio Syaputra, Sabtu (23/12).
Dalam kegiatan pentas tari itu, para penari dari kelompok Solah Bowo bergerak dengan anggun di replika raksasa Candi Borobudur yang terbuat dari kain batik.
Baca Juga: Van Lith, Imam Katolik Legendaris dan Pejuang Pendidikan di Magelang
Kain batik sepanjang 1.500 meter itu dibuat sendiri oleh para pemuda yang tergabung dengan kelompok pemuda Mahajava Aksata sejak sekitar satu bulan lalu.
Tak hanya replika Borobudur yang megah dan menawan, ornamen di sekitar panggung pertunjukan pun terlihat nyeni dan nyentrik dengan hiasan payung chatra di sepanjang jalannya.
Sebanyak 1.980 payung chatra itu menjadi daya tarik yang dijadikan pengunjung sebagai spot selfie.
Acara tersebut juga dijadikan ajang untuk mempererat persatuan masyarakat yang biasanya saling bersaing karena berebut ladang rejeki dari kunjungan wisatawan Candi Borobudur.
"Supaya relasi dari antarindividu para pemuda antardesa di Kecamatan Borobudur bisa lebih lekat," tutur Dio.
Baca Juga: Rekomendasi Film Perjuangan Seorang Ibu, dari Thriler hingga Komedi
Sesuai dengan tajuk dan tujuan acaranya, maka seluruh karya yang disajikan adalah kearifan lokal masyarakat setempat.
Adapun kesenian khas Borobudur yang ditampilkan di antaranya Strek, Gatholoco, Topeng Ireng, Gedrug, hingga Sendratari Ramayana.
Pegiat seni sekaligus penari yang turut menjadi penampil, Gita (28) menuturkan, Tridaya Festival 2023 adalah warna baru bagi kancah pertunjukan di Borobudur.
"Kolaborasi kesenian dan kesenian rakyat yang menjadi ciri Magelang yang di mix and match dengan kesenian klasik," kata Gita.
Baca Juga: Libur Nataru, Okupansi TKL Ecopark di Magelang Meningkat
Menurutnya, momen waktu yang diambil juga tepat sehingga meningkatkan okupansi wisatawan yang datang ke Magelang.
"Terlebih ini tontonan gratis, unik, jadi pengunjungnya tentu dari berbagai kalangan, ada anak sekolah, remaja, dalam negeri bahkan luar negeri," tuturnya.
Ia berharap, Tridaya Festival bisa memantik generasi muda di Kabupaten Magelang dengan didukung pemerintah agar bisa menciptakan pertunjukan lagi ke depannya.
Sementara itu, seorang penonton asal Banten, Neneng (30) yang sedang berwisata ke Magelang mengaku takjub dan terhibur dengan adanya Tridaya Festival 2023.
"Nonton malam, kami menginap 3 hari karena anak-anak libur, besok wisata ke Candi Borobudur dan Pawon naik VW," ujarnya.
Baca Juga: Lestarikan Wayang Suket, Budayawan Borobudur Ajarkan Anak-anak Membuatnya
Baginya, tontonan yang ada di Tridaya Festival 2023 tidak ditemui di daerah tempat tinggalnya.
"Unik sekali, ada raksasa, Pertunjukan Ramayana, gratis pula, kami juga jadi lebih dekat dengan masyarakat karena lokasinya di antara rumah penduduk," pungkasnya.