bakabar.com, JAKARTA - Rokok elektrik atau akrab dikenal sebagai vape, telah menjadi gaya hidup anak muda zaman sekarang dan makin berkembang.
Di tengah gaya hidup yang semakin modern, pelan-pelan rokok konvensional mulai ditinggalkan dan beralih ke rokok elektrik. Mereka yang beralih mengatakan bahwa rokok elektrik lebih sehat dan nyaman digunakan.
Walau masih mengandung nikotin, namun para pengguna vape percaya bahwa vape lebih sehat dibandingkan rokok, karena tidak mengandung tar, sebuah zat kimia yang dihasilkan dari rokok yang dibakar. Tar ini diketahui berpotensi meningkatkan risiko tumbuhnya sel-sel kanker pada tubuh.
"Kita mengajak untuk para perokok ini untuk switching lebih sehat dengan cara menggunakan vaping, jadi stop smoking and start vaping," ujar Hans, selaku perwakilan dari ReFRE5H, sebuah produsen vape asal Indonesia kepada bakabar.com, Jumat (4/8).
Dilansir melalui Data Statisca, Indonesia adalah negara dengan pengguna vape terbanyak di dunia. Tercatat, 25% responden asal Indonesia mengatakan menggunakan vape setidaknya sesekali.
Baca Juga: Vape Lebih Aman dari Rokok Konvensional, Mitos atau Fakta?
Dilansir dari Goodstats, melalui survei yang dilakukan Jakpat pada 2019, persentase terbesar pengguna vape berusia 18-29 tahun diperkiraan 44%, disusul oleh usia 30-39 tahun dengan 37%, 40-49 tahun sebesar 15% dan pada usia 50-64 tahun pada persentase 4%.
Dari data tersebut, terlihat bahwa anak muda lebih banyak menggunakan rokok elektrik dibanding pada usia lainnya, dan menjadi salah satu tren yang terjadi di pergaulan.
Tren vape saat ini terus meningkat, terlihat dari peningkatan pengunjung dari pameran IECIE Vape Show Jakarta 2023. Beragam jenis vape dihadirkan pada pameran ini, mulai dari bentuk portable hingga disposable.
Disposable vape yang dirancang khusus untuk digunakan sekali pakai, tidak membutuhkan pengisi daya hingga perawatan yang khusus, rokok ini terdiri atas device yang sudah memiliki liquid di dalamnya. Namun dalam hal ini, disposable memiliki kekurangan, yaitu menimbulkan penumpukan sampah rokok elektronik yang lebih banyak.
Baca Juga: IECIE Vape Show Jakarta 2023, Tren Rokok Elektrik yang Terus Meningkat
Sedangkan portable vape, yaitu jenis vape yang penggunaannya menggunakan pengisi daya untuk mengeluarkan uap, memiliki bentuk dan warna yang beragam. Vape jenis ini memiliki trik khusus untuk merawatnya.
Seperti Andre (25), seorang yang mengaku beralih dari rokok konvensional ke rokok elektrik karena lebih sehat.
"Ganti karena lebih sehat sih, soalnya enggak ada tar dan hasil vape juga berupa uap bukan asap," kata Andre pada bakabar.com, Jumat (4/8).
Beberapa konsumen mengaku masih menggunakan vape portabel, diantara alasannya karena terlalu banyak menyumbang sampah.
"Saya pakai vape yang biasa, charging, karena easy to use dan enggak bikin banyak sampah kayak disposable," ujar Andre.
Beberapa brand vape saat ini tengah mengupayakan untuk pengolahan sampah vape disposable tak terpakai untuk diolah kembali, dengan cara menukarkan vape bekas mereka dan memberikan diskon khusus untuk pembelian selanjutnya.