Demo Tangerang

Tolak Revitalisasi! Ratusan Pedagang Pasar Kutabumi Geruduk Kantor Bupati Tangerang

Kantor Bupati Tangerang digeruduk ratusan pedagang Pasar Kutabumi, Kecamatan Pasar Kemis. Alasan mereka berunjukrasa untuk menolak revitalisasi pasar, oleh piha

Featured-Image
Situasi unjuk rasa dilakukan 600 pedagang Pasar Kutabumi di depan Kantor Bupati Tangerang, Kamis (27/7). apahabar.com/Rizky Dewantara

bakabar.com, TANGERANG - Kantor Bupati Tangerang digeruduk ratusan pedagang Pasar Kutabumi, Kecamatan Pasar Kemis. Alasan mereka berunjukrasa untuk menolak revitalisasi pasar oleh pihak ketiga atas persetujuan Perumda Niaga Kerta Raharja.

Informasi yang dihimpun bakabar.com, adanya revitalisasi itu dianggap memberatkan para pedagang. Harga yang dipatok kios maupun los mencapai ratusan juta. 

Maryani menjadi salah satu pedagang sembako di Pasar Kutabumi yang menolak revitalisasi Pasar Kutabumi. Tercatat, kata dia, ada 600 pedagang yang turun ke jalan dan berunjukrasa di depan Kantor Bupati Tangerang.

"Saat ini kami berdagang itu sangat sulit pasca-pandemi Covid-19. Tolong jangan ditambah sulit lagi nasib kami. Kita mohon kepada Bapak Presiden untuk membela semua rakyatmu ini," ungkap Maryani dalam unjuk rasa.

Jika pasar direvitalisasi dan lapak-lapak pedagang dibongkar, kemudian para pedagang harus membeli kios atau los baru dengan harga yang tinggi.

"Itu sama saja membuat pedagang mati pelan-pelan," jelasnya. 

Lebih lanjut, untuk harga kios atau los setelah direvitalisasi harganya mencapai Rp270 juta. Pihaknya wajib membeli seperti KPR rumah. Sedang bila lunas nanti kios atau los itu bukan menjadi hak milik pedagang. Padahal hasil berdagang saja takkan cukup untuk membeli kios atau los itu setiap harinya.

"Saya merupakan tulang punggung di keluarga untuk menghidupi anak-anaknya. Jangan sampai anak-anak terlantar bersekolah karena mata pencaharian kami hanya dari berdagang di Pasar Kutabumi," akunya.

Sutimah, pedagang lainnya di Pasar Kutabumi menegaskan pada intinya para pedagang pasar tidak setuju dengan revitalisasi.

"Karena Kita baru saja bangkit dari pandemi. Daya beli masyarakat belum meningkat seperti sebelum adanya pandemi Covid-19," ungkap dia dalam unjuk rasa. 

Editor
Komentar
Banner
Banner