Sekitar pukul 08.00, jasad NBR terbujur kaku di dekat tempat tidurnya. Sekujur tubuhnya terdapat luka. Telinganya mengeluarkan darah.
Selain itu, prioritas polisi adalah mengautopsi jasad NBR.
"Sekarang kami masih usahakan izin dari pihak keluarga," ujar Kapolsek Tapin Utara, Ipda Subroto Rindang Ari Setyawan, kemarin.
"Kemarin kan baru visum," sambungnya.
Rindang berjanji mengerahkan seluruh kemampuan jajarannya untuk mengungkap kematian NBR.
Tim dari Polda Kalsel bahkan sudah dilibatkan.
"Kita mengerahkan seluruh kemampuan baik SDM maupun peralatan. Saat ini kita sudah di-backup Ditreskrimum Polda Kalsel baik dari segi personel maupun peralatan," ungkapnya.
Sementara, kesedihan mendalam masih dirasakan dua sobat NBR, Eka Rahmawati dan Gita Maulida Hasanah.
Mereka malah tak kuasa menahan air mata ketika menceritakan sosok NBR.
"Ketika mendengar kabar itu, saya sedih dan kaget karena kami sudah bersahabat selama 12 tahun. Menyasak banar (menyesakkan sekali)," ungkap Eka Rahmawati.
"Sehari sebelum kejadian, kami sempat ngabuburit. Almarhum sendiri tidak pernah bercerita kalau memiliki masalah, karena terkenal ceria dan gaul," timpal Gita Maulida.
NBR sendiri adalah putri H Fajar Safari yang menjabat Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tapin. Sementara Fajar Safari merupakan anak mantan Bupati Tapin dua periode H Ahmad Makkie. Ahmad Makkie tercatat pernah menjadi anggota DPD RI periode 2004-2009 dan ketua MUI Kalsel.