bakabar.com, CIANJUR - Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kampung Kaum Tengah, Desa Kadupandak, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Vivi Hartati (20), yang viral minta bantuan karena disekap mulai terungkap.
Vivi sendiri berangkat ke Kamboja untuk mengikuti suaminya Raja Alexander (23) yang sudah bekerja di Kamboja terlebih dahulu.
"Iya suaminya sudah dua tahun bekerja di Kamboja sebagai admin judi online," tutur salah satu keluarga korban, Dera (36), Selasa (3/10).
Baca Juga: PMI Cianjur Disekap di Kamboja, Pemda: Kami Cari Lokasi Korban
Berdasarkan informasi, Vivi juga disekap bersama suaminya Raja Alexander dan turut menjadi tawanan yang harus ditebus jika ingin pulang ke Indonesia.
"Jadi uang tebusan Rp66 juta itu, untuk menebus adik saya dan suaminya," ungkapnya.
Selama di Kamboja, Vivi sendiri sudah bekerja di sebuah hotel Kamboja. Namun dirinya mengaku tidak betah dan memutuskan untuk keluar.
Menurutnya, keberangkatan Vivi ke Kamboja diakui tidak melalui sponsor atau agen. "Kerja di hotel baru 1 bulan, katanya tidak betah. Sehingga disekap karena masih ada kontrak," terangnya.
Selain itu, Dera mengatakan bahwa Vivi juga mengirimkan lokasi penyekapannya. Yakni mes Pelangi Preah Shinauk Kota Sihanoukville, Kamboja.
Baca Juga: Keracunan Massal Cianjur di Penghujung Maulid Nabi
Kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cianjur, Tohari Sastra mengungkapkan terkait viralnya warga Cianjur yang disekap di Kamboja pihaknya belum ada laporan.
Namun pihaknya sudah mengetahui adanya warga Cianjur yang disekap di Kamboja dan ingin segera pulang melalui media sosial. Saat ini pihaknya sudah bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
"Sementara laporan resmi ke kami belum ada, Tapi kami dari Dinas sudah lapor ke KBRI dan sekarang sedang proses pencarian data lokasi korban di Kamboja," pungkasnya.