bakabar.com, BANJARMASIN – Terduga pelaku pembunuhan terhadap mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Zahra Dilla (20), telah ditangkap aparat kepolisian. Pelaku diduga berinisial MS dan disebut-sebut merupakan anggota Polri berpangkat Bripda.
Dugaan tersebut mencuat setelah beredarnya Laporan Hasil Penyelidikan (LHP) di sejumlah media sosial yang menyebutkan pelaku merupakan oknum polisi.
Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Selatan, Kombes Pol Adam Erwindi, membenarkan bahwa terduga pelaku telah diamankan oleh Satreskrim Polresta Banjarmasin.
“Benar, pelaku sudah ditangkap kurang dari 1x24 jam,” ujar Adam, Kamis (25/12) malam.
Namun demikian, Adam belum memastikan kebenaran informasi yang menyebutkan bahwa pelaku merupakan anggota Polri. Ia menyatakan, kepolisian akan menyampaikan keterangan resmi secara terbuka kepada publik.
“Untuk detailnya akan disampaikan melalui press release di Polresta Banjarmasin besok pukul 09.00 Wita,” ujarnya.
Saat kembali dikonfirmasi terkait dugaan pelaku merupakan oknum polisi, Adam menegaskan bahwa seluruh penjelasan akan disampaikan secara resmi pada Jumat (26/12).
Diberitakan sebelumnya, identitas perempuan yang ditemukan tewas di dalam got kawasan STIH, Banjarmasin Utara, Rabu (24/12), akhirnya terungkap. Korban diketahui bernama Zahra Dilla (20), mahasiswi Fakultas Ekonomi ULM, warga Lok Tamu, Kabupaten Banjar.
Identitas korban dipastikan setelah kedua orang tuanya mendatangi kamar jenazah RSUD Ulin Banjarmasin sekitar pukul 15.30 Wita.
Teman korban, Badriansyah (34), mengungkapkan Zahra sempat pulang ke rumah orang tuanya karena libur kuliah. Namun, pada Selasa (23/12) malam sekitar pukul 22.00 Wita, korban kembali ke indekosnya di Banjarmasin.
“Setelah itu, komunikasi dengan teman-temannya terputus,” ujarnya.
Keanehan mulai dirasakan pada Rabu dini hari. Dua teman korban, Tia (20) dan Ariska (20), mengaku melihat unggahan status media sosial Zahra yang mencurigakan.
“Saya sempat menanyakan ada apa lewat komentar, tapi tidak dibalas. Sekitar pukul 03.30 Wita, dia sempat membalas di grup, meminta maaf, lalu setelah itu tidak ada kabar lagi,” kata Ariska.
Ayah korban, Sarmani (55), mengaku sangat terpukul atas kepergian anak sulungnya dari tiga bersaudara tersebut. Ia menyebut Zahra dikenal sebagai pribadi tertutup dan tidak pernah mengeluhkan masalah pribadi maupun asmara.
Sarmani juga mengungkapkan sejumlah barang milik korban hilang, di antaranya sepeda motor Honda Vario, dua unit telepon genggam, dompet, tas, serta gelang emas seberat 10 gram.
“Kami berharap kasus ini diungkap tuntas. Kami juga meminta dilakukan autopsi agar penyebab kematian anak kami jelas,” tegasnya.
Berdasarkan hasil visum sementara, ditemukan bekas jeratan di leher korban serta dugaan bekas ikatan pada lengan, yang menguatkan indikasi adanya kekerasan sebelum korban meninggal dunia.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Banjarmasin Utara, Ipda Hafiz Satria Arianda, menyatakan pihak kepolisian masih melakukan pendalaman.
“Untuk detail pelaku masih dalam penyelidikan,” pungkasnya.









