Hot Borneo

Terdampak Kabut Asap Karhutla, Kasus ISPA di Palangka Raya Meningkat

Peningkatan kebakaran hutan dan lahan  (karhutla) di Palangka Raya, berjalan seiring dengan jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

Featured-Image
Sejumlah pasien mendatangi Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya.

bakabar.com, PALANGKA RAYA - Peningkatan kebakaran hutan dan lahan  (karhutla) di Palangka Raya, berjalan seiring dengan jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

Hanya dalam beberapa pekan, terjadi lonjakan pasien ISPA yang cukup signifikan di rumah sakit maupun puskesmas.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Palangka Raya, jumlah penderita ISPA hingga akhir September 2023 mencapai 2.675 pasien.

Sebaliknya hingga akhir Juli 2023, jumlah penderita ISPA hanya 629 kasus. Kemudian perlahan merangkak mulai Agustus sebanyak 1.740 kasus.

"Kabut asap yang disebabkan karhutla membuat kasus ISPA melonjak," papar Kepala Dinas Kesehatan Palangka Raya, Anjar Hari Purnomo, Rabu (4/10).

"Selain melakukan perawatan kepada masyarakat yang terdampak, kami juga memberikan edukasi pencegahan seperti dengan membagikan masker secara masif," imbuhnya.

Kemudian masyarakat juga dianjurkan memantau perkembangan kabut asap dan kualitas udara. Salah satunya melalui aplikasi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Dengan mengetahui kualitas udara, masyarakat dapat mempertimbangkan untuk berkegiatan di luar rumah," beber Anjar.

Sementara dalam upaya meningkatkan penanggulangan kabut asap dan karhutla, Pemkot Palangka Raya telah menetapkan status tanggap darurat hingga 12 Oktober 2023 mendatang.

Seiring penetapan status tanggap ddarurat karhutla, semua stakeholder juga dilibaatkan untuk bersama-sama melalukan pemadaman api yang masih tersebar di beberapa kecamatan.

Editor


Komentar
Banner
Banner