Borneo Hits

Terdampak Air Pasang Sungai Barito, Ratusan Rumah di Kuripan Batola Terendam

Kurang lebih sepekan terakhir, ratusan rumah warga di Kecamatan Kuripan, Barito Kuala (Batola), direndam air pasang Sungai Barito.

Featured-Image
Petugas BPBD melakukan pemeriksaan rumah-rumah yang terdampak air pasang Sungai Barito di Desa Tabatan, Kecamatan Kuripan, Senin (28/4). Foto: BPBD Batola

bakabar.com, MARABAHAN - Dalam sepekan terakhir, ratusan rumah warga di Kecamatan Kuripan, Barito Kuala (Batola), direndam air pasang Sungai Barito.

Penyebab air pasang di atas rata-rata tersebut adalah banjir kiriman yang melanda sejumlah kabupaten di Kalimantan Tengah, khususnya di hulu Sungai Barito. Mulai dari Murung Raya, Barito Timur, Barito Utara dan Barito Selatan.

Tidak hanya satu desa, tetapi seluruh dari 9 desa di Kuripan telah terendam. Hanya ketinggian air yang membedakan, dan rumah di bantaran sungai terdampak paling parah.

"Dari RT 01 sampai 05, rumah warga yang terdampak sebanyak 114 unit. Sedangkan ketinggian air antara 5 hingga 60 sentimeter," papar Kepala Desa Jambu Baru, Asliannor, Senin (28/4).

"Itu belum termasuk jalan seperti menuju RT 04 atau Teluk Dusun yang sudah terendam sepanjang 275 meter dengan kedalaman air antara 30 hingga 120 sentimeter," imbuhnya.

Baca Juga: Debit Sungai Barito Meningkat, Ruas Jalan di Kuripan Batola Mulai Terendam

Baca Juga: Banjir di Kuripan Batola Meningkat, Sekolah Terpaksa Diliburkan

Sementara jalan di RT 01 telah digenangi air sepanjang 125 meter, RT 02 sepanjang 200 meter, RT 03 sepanjang 250 meter dan RT 05 sepanjang 360 meter.

Bahkan air telah masuk jauh ke daratan, sehingga Jalan PKT yang termasuk rangkaian Jalan Kutabamara, telah terendam sepanjang kurang lebih 4,5 kilometer dengan kedalaman antara 20 hingga 50 sentimeter.

"Semua desa di Kuripan sudah terdampak air pasang," sahut Camat Kuripan, Zulfikar, dalam kesempatan terpisah.

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batola baru saja memantau ke lapangan. Mudahan bantuan dapat segera disalurkan," imbuhnya.

Selain menghambat aktivitas warga, dampak air pasang membuat sebagian besar sekolah di Kuripan telah memberlakukan Belajar Dari Rumah (BDR).

"Sudah sejak, Jumat (25/4), kami memberlakukan BDR untuk siswa. Sedangkan guru dan staf harus Work From Home (WFH)," jelas Noormaidah, Kepala Sekolah SMPN 1 Kuripan yang berlokasi di Desa Rimbun Tulang.

"Penyebabnya air menuju sekolah sudah sepaha orang dewasa. Sedangkan di halaman sekolah, ketinggian air mencapai pinggang," imbuhnya.

Dijelaskan bahwa air sudah menggenangi lingkungan sekolah sejak, Sabtu (19/4). Namun pembelajaran tetap dilakukan di sekolah, karena hanya jalan yang terendam.

Baca Juga: Bantuan Warga Terdampak Banjir di Kuripan Batola Mulai Dikirimkan

Baca Juga: Tak Cuma Bantuan, Warga Terdampak Banjir di Kuripan Batola Juga Minta Solusi Jangka Panjang

"Padahal bangunan sekolah kami sudah paling tinggi di antara sekolah lain, tetapi tetap saja tergenang," papar Noormaidah.

"Sementara sekolah lain seperti SMPN 2 Kuripan atau SDN Jarenang lebih dulu BDR, karena ruang kelas mereka paling awal terendam," tambahnya.

Seandainya air tak kunjung surut dalam sepekan terakhir, Noormaidah mengkhawatirkan perkembangan peserta didik, khususnya siswa kelas IX yang akan melaksanakan ujian sekolah.

"InsyaAllah ujian sekolah dilaksanakan 5 Mei 2025 mendatang. Mudahan air mulai surut, karena kasihan kalau anak-anak dipaksa menerobos air pasang ke sekolah," tukas Noormaidah.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Batola, Aris Saputera, menambahkan seluruh satuan pendidikan di Kuripan telah melakukan BDR terhitung sejak 28 April 2025.

"Seluruh satuan pendidikan di Kuripan melaksanakan BDR, karena kondisi air terus meningkat. Sedangkan guru diupayakan tetap ke sekolah untuk menyusun bahan ajar BDR," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner