Nasional

Banjir di Kuripan Batola Meningkat, Sekolah Terpaksa Diliburkan

Akibat banjir rob dalam beberapa pekan terakhir, aktivitas beberapa sekolah di Kecamatan Kuripan, Barito Kuala (Batola), terpaksa diliburkan sementara.

Featured-Image
Warga menggunakan jukung di atas jalan yang terendam banjir rob di Kecamatan Kuripan. Foto: Istimewa/Ali

bakabar.com, MARABAHAN - Akibat banjir rob dalam beberapa pekan terakhir, aktivitas beberapa sekolah di Kecamatan Kuripan, Barito Kuala (Batola), terpaksa diliburkan sementara.

Dari 9 desa di Kuripan, semuanya terdampak banjir rob akibat luapan Sungai Barito dengan ketinggian air bervariasi.

Paling parah di Desa Jambu Baru dengan ketinggian 20 hingga 75 sentimeter dalam rumah, serta 20 hingga 110 sentimeter di jalan.

Sementara genangan air di desa lain seperti Jambu, Kabuau, Asia Baru, Jarenang, Kuripan, Rimbun Tulang, Tabatan dan Tabatan Baru mencapai 30 hingga 50 sentimeter di jalan.

Baca Juga: Debit Sungai Barito Meningkat, Ruas Jalan di Kuripan Batola Mulai Terendam

Selain rumah warga, banjir juga menggenangi fasilitas pendidikan dan tempat ibadah. Bahkan aktivitas di SDN Jambu Baru 2 terpaksa diliburkan sementara.

"Sudah seminggu debit air meningkat. Seiring pasang surut sungai, biasanya air mulai naik selepas isya dan berangsur surut menjelang sore," papar Asliannor, Kepala Desa Jambu Baru.

Oleh karena berhari-hari beraktivitas di air, beberapa warga pun mulai mengeluhkan gatal-gatal akibat kutu air. Namun demikian, belum seorang pun warga yang harus mengungsi.

Akibat banjir rob dalam beberapa pekan terakhir, sebagian besar jalan di Kecamatan Kuripan tergenang. Foto: BPBD Batola
Akibat banjir rob dalam beberapa pekan terakhir, sebagian besar jalan di Kecamatan Kuripan tergenang. Foto: BPBD Batola

Agar tetap aman di dalam rumah, warga membuat apar-apar yang digunakan untuk tidur, makan dan menempatkan suplai makanan maupun perangkat elektronik.

Tidak hanya di Jambu Baru, aktivitas belajar mengajar TK/Paud di Desa Rimbun Tulang, sudah sekitar sepekan diliburkan.

"Sedangkan pembelajaran di SDN Rimbun Tulang mulai diliburkan sementara sejak, Jumat (26/1)," papar Manudinnor, warga Rimbun Tulang.

Sementara berdasarkan data yang dirilis Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batola, sedikitnya 1.160 rumah dan ribuan jiwa terdampak banjir di Kuripan.

"Menyikapi situasi yang berkembang di Kuripan, Batola sudah menetapkan status siaga," sahut Plt Kalak BPBD Batola, Aris Saputra, Sabtu (28/1).

"Status tersebut sebenarnya sudah berlaku sejak November 2023 atau peralihan musim, karena puting beliung, cuaca ekstrem, banjir dan longsor menjadi satu," sambungnya.

Baca Juga: Puluhan Rumah di Desa Kayu Rabah HST Masih Terendam Banjir

Dampak banjir rob dari luapan Sungai Barito, tidak hanya dirasakan warga Kuripan. Sebagian besar desa di Kecamatan Belawang, juga mengalami banjir rob dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter di jalan.

Demikian pula dengan Desa Balukung di Kecamatan Kuripan. Desa yang berbatasan langsung dengan Kuripan ini mengalami banjir setinggi 30 sentimeter.

Untuk meringankan beban masyarakat terdampak, BPBD Batola sudah menjadwalkan penyaluran bantuan, "Dalam waktu segera, bantuan akan dikirimkan. Sekarang kami masih terus melakukan pendataan," tutup Aris.

Editor


Komentar
Banner
Banner