bakabar.com, JAKARTA – Emotional resilience adalah kemampuan seseorang untuk merespons situasi yang penuh tekanan dalam krisis hingga stres.
Kemampuan tersebut mengarah ke dua jenis, yaitu emotional resilience baik dan emotional resilience buruk.
Kedua hal tersebut akan menciptakan respon terhadap suatu masalah dengan cara yang berbeda.
Seseorang dengan jenis emotional resilience yang baik akan melihat suatu masalah sebagai tantangan baginya.
Baca Juga: Sosial Media Ternyata Berhubungan dengan Tingkat Stres Seorang Ibu
Namun seseorang dengan emotional resilience buruk akan melihatnya sebagai ancaman.
Dilansir dari Every Day Health, emotional resilience dapat dibangun oleh beberapa faktor. Berikut penjelasannya.
Dukungan sosial
Memiliki dukungan sosial seperti dari keluarga, teman, pasangab dan lainnya dapat menumbuhkan ketahanan seseorang ketika berada di situasi yang krisis.
Harga diri
Mempunyai citra diri yang positif dan merasa percaya akan diri sendiri dapat mencegah perasaan tidak berdaya dalam menghadapi kesulitan.
Sudah terdapat studi pada November 2020 bahwa harga diri dan ketahanan terkait erat.
Baca Juga: Pole Dance dapat Lebih Cepat Bakar Kalori dan Kurangi Stress
Keterampilan
Mengasah keterampilan dapat mempersiapkan diri kita untuk mengatasi kesulitan karena keterampilan yang kita miliki dapat membantu meningkatkan ketahanan diri kita.
Komunikasi
Mampu berkomunikasi secara jelas dan efektif dapat memudahkan kita untuk mengambil tindakan.
Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang mampu berinteraksi, menunjukkan empati terhadap lingkungannya cenderung lebih tangguh.
Seseorang dengan emotional resilience akan lebih mudah mengatasi tantangan serta dapat mengendalikan stres.
Hal tersebut berdampak baik untuk kegidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar.