bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan komoditas perikanan budidaya dalam negeri mampu merajai pasar ekspor dalam kurun waktu 5 sampai 10 tahun mendatang.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan Indonesia mampu menjadi juara di perikanan budidaya, karena potensinya sangat besar. Ada lima komoditi unggulan yang menjadi fokus, yaitu udang, lobster, kepiting, rumput laut, dan tilapia.
"Kalau lima-limanya ini dalam waktu 5 sampai 10 tahun kita kuat, maka kita akan menjadi champion," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan tertulis yang diterima bakabar.com di Jakarta, Rabu (1/3).
Untuk mencapai target tersebut, lanjut Trenggono, KKP mengusung strategi kebijakan ekonomi biru berupa pengembangan budidaya laut, pesisir dan darat yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Majukan Ekonomi Masyarakat, KKP Usung 'Smart Fisheries Village' di Ambon
Dari sektor perikanan budidaya yang menjadi masa depan Indonesia, Trenggono mengatakan bakal menyusun strategi agar menjadi pemenang di pasar global.
"Kita sudah bisa memproduksi indukan udang, kita punya teknologi kultur jaringan, bagaimana ini semua bisa menopang kebutuhan pembudidaya di dalam negeri sehingga produktivitasnya meningkat," paparnya.
Khusus komoditas udang yang selama ini menjadi andalan ekspor produk perikanan Indonesia, KKP menerapkan strategi modelling dan revitalisasi tambak tradisional. Tambak udang modelling seluas 69 hektare sedang dibangun di Kebumen, Jawa Tengah dan siap dibangun di tempat-tempat lain.
Melalui tambak udang modelling, Trenggono berharap pembangunan tambak di Indonesia mengikuti standar yang sudah ada, sehingga produktivitas bagus dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Strategi Hadapi Ancaman Resesi, KKP: Diversifikasi Pasar
Kemudian untuk komoditas lainnya, KKP memiliki program Kampung Perikanan Budidaya yang sudah dijalankan di 130 titik, dan ke depan skala kampung perikanan budidaya akan ditingkatkan, sehingga tidak hanya proses produksi di hulu yang tumbuh tetapi juga usaha turunan di hilir.
Potensi kemaritiman capai Rp18.000 triliun
Di tempat berbeda, President Indonesian Maritime Pilots Association (INAMPA) Pasoroan Herman Harianja menilai potensi ekonomi kemaritiman di Indonesia dari 11 sektor memiliki nilai ekonomi sebesar Rp18.000 triliun lebih per tahun.
"Potensi sektor kemaritiman ini sangat besar, karena itu pemerintah menargetkan Indonesia ke depan menjadi poros maritim dunia," ujar Herman di sela kunjungannya ke Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (28/2).
Dia mengatakan, selain potensi ekonomi kemaritiman, masih ada potensi bisnis logistik yang cukup besar, yakni sekitar Rp2.500 triliun per tahun.
Baca Juga: Ramai Hilirisasi Minerba, Jokowi: Perikanan dan Pertanian Juga
"Karena itu, tentu membutuhkan sistem transportasi laut yang andal untuk kegiatan bisnis tersebut," ujarnya pula.
Menurut dia, abad 21 ini milik Asia Pasifik, dan pusat bisnis akan terus berkembang terutama di sektor bisnis kemaritiman. Upaya untuk mencapai tersebut, kata Herman, perlu ditunjang penguatan infrastruktur, suprastruktur, sistem dan teknologi informasi adalah hal yang sangat vital.
Hal itu dimaksudkan untuk peningkatan layanan jasa maritim, demi efektivitas dan efisiensi, sehingga memiliki daya saing global yang kompetitif, baik di sektor kepelabuhanan dan ekosistem kemaritiman lainnya.
Selain itu, juga perlu penguatan dan pengembangan SDM kemaritiman, baik dari sisi kualitas dan kuantitas, dan perlu mendapatkan prioritas utama untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.