Kuliner Magelang

Tape Ketan Muntilan: Segar, Manis dan Disebut Khusus di Serial Gadis Kretek

Sebagian besar masyarakat yang tinggal di wilayah Muntilan biasanya mahir membuat tape ketan.

Featured-Image
Tape ketan Muntilan 181 (Apahabar.com/Arimbihp)

bakabar.com, MAGELANG - Magelang memiliki berbagai kuliner tradisional khas yang sayang untuk dilewatkan. Salah satunya adalah tape ketan dengan rasa manis dan segar.

Kuliner yang diproduksi di kawasan Muntilan, Kabupaten Magelang ini bahkan  sempat muncul dan disebut sebagai hidangan khas Kota M dalam serial dan novel Gadis Kretek.

Sesuai namanya, tape ketan merupakan hasil fermentasi beras ketan yang dibubuhi ragi tape. Keunikan tape ketan khas Magelang dibanding yang lain adalah warna hijau muda dari campuran daun katuk serta tanpa bahan pengawet.

Tak hanya rasanya yang unik dan 'kaya', tape ketan Muntilan juga dijual dengan harga variatif yakni mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 50.000 tergantung ukuran dan rasa.

Tape ketan kemasan kecil yang siap makan di tempat, biasanya dibungkus menggunakan daun pisang. Sedangkan untuk oleh-oleh, dibungkus menggunakan cup plastik dengan berbagai ukuran.

Sebagian besar masyarakat Magelang khususnya yang tinggal di kawasan Muntilan biasanya mahir membuat tape ketan.

Toko legendaris di Magelang yang menjual tape ketan dan menjadi primadona wisatawan adalah Tape Ketan 181.

Tape Ketan 181 yang terletak di Jalan Pemuda No. 181, Sabrang, Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Biasanya pengunjung ramai saat hari raya dan musim libur, seperti sekarang menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) atau lebaran," kata karyawan Toko Tape 181, Sri (30), Jumat (15/12).

Setiap hari, toko tersebut mampu menjual puluhan hingga ratusan toples tape ketan.

"Ada juga yang dijual reseller ke toko oleh-oleh maupun minimarket," ujarya menjelaskan.

Semua produksi tape ketan di toko tersebut dibuat oleh para pekerja yang juga merupakan warga Muntilan.

"Tape ketan ini bisa bertahan sampai 3 hari kalau tidak di masukkan lemari pendingin, karena kami tidak pakai bahan pengawet," tuturnya.

Tak hanya pengunjung lokal, pembeli tape ketan juga ada yang berasal dari wisatawan luar negeri.

Biasanya, turis asing tersebut singgah setelah mengunjungi candi-candi di Magelang seperti Borobudur dan Ngawen yang letaknya tak jauh dari Tape Ketan 181.

"Ada yang beli banyak, wisatawan dari Inggris, Prancis, Amerika, mereka membawa tape ketan ini ke luar Indonesia secara hand carry," ujarnya.

Tape ketan cocok dinikmati dengan berbagai cara seperti dijadikan campuran es, maupun disajikan bersama dengan emping.

"Keunikannya kalau orang sini makan, caranya sendoknya tape ketan diganti pakai emping,"  pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner