bakabar.com,TANJUNG - Mencegah perluasan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Tabalong memastikan menurunkan semua sumber daya yang tersedia.
Tercatat sejak 28 Juli 2023, telah terjadi lebih dari 23 lebih kejadian kebakaran lahan di Tabalong.
Situasi tersebut menjadi perhatian serius Pemkab Tabalong, terlebih sebagian besar terjadi karena ulah masyarakat yang membuka lahan.
Tidak sedikit yang menjadikan ekonomi sebagai alasan membuka lahan dengan cara dibakar. Padahal Tabalong termasuk daerah berpotensi tinggi dilanda karhautla setiap tahun.
"Kami mengimbau dan memberikan solusi kepada masyarakat agar jangan membuka lahan dengan cara membakar," ungkap Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani, seusai apel kesiagaan karhutla, Rabu (9/8).
"Mengingat puncak kemarau diprakirakan terjadi Agustus dan September, potensi karhutla juga semakin besar," imbuhnya.
Kemudian untuk mencegah perluasan lahan yang terbakar, Anang meminta semua pihak mengoptimalkan sistem informasi berbasis internet maupun radio.
"Semua harus cepat tanggap, cepat bergerak dan jangan sampai api membesar, sehingga sulit dikendalikan," tegas Anang.
Adapun apel kesiagaan yang diinisiasi BPBD Tabalong itu digelar di lapangan Pertamina EP Tanjung diikuti TNI, Polri, instansi vertikal, perusahaan, SKPD dan stakeholder terkait, KPH dan relawan UPBS.
Untuk mencegah karhutla, BPBD sendiri menurunkan 2 unit komodo, tangki 3 unit dan 10 kopyok. Ini belum termasuk puluhan unit UPBS.
"Tidak kalah penting melakukan kampanye kesadaran mencegah karhutlan melalui media sosial maupun media-media mainstream yang mampu menjangkau masyarakat," beber Anang.
"InsyaAllah kalau masyarakat peduli dan aktif berpartisipasi, monitoring dan penangangan akan lebih mudah," pungkasnya.