Pemkab Tanah Bumbu

Tanam Ribuan Bibit Mangrove, Masyarakat Pulau Burung Berjuang Melawan Abrasi

apahabar.com, BATULICIN – Kelestarian alam dan lingkungan adalah hal yang paling utama bagi masyarakat Desa Pulau…

Featured-Image
Masyarakat Desa Pulau Burung menanam bibit mangrove untuk mencegah abrasi. Bibit juga dijual untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, yang diperoleh dari pusat pembibitan yang didirikan PT. Maming Enam Sembilan. Foto-apahabar.com/Puja Mandela

bakabar.com, BATULICIN – Kelestarian alam dan lingkungan adalah hal yang paling utama bagi masyarakat Desa Pulau Burung. Karenanya, sebelum kerusakan lingkungan terjadi, warga Pulau Burung langsung berinisiatif untuk melakukan penanaman bibit mangrove.

Desa Pulau Burung adalah sebuah wilayah yang secara geografis terpisah dari Pulau Kalimantan. Pulau yang identik dengan wisata buah itu tercatat masuk wilayah Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu.

Baca Juga: Pastikan Pemilu Lancar, Ready Kambo Tinjau Gudang Logistik KPU

Jika ditempuh menggunakan speed boat dari kantor Satpol Airud, Kecamatan Simpang Empat, hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai di Desa Pulau Burung. Saat ini juga sudah ada kapal kecil yang bisa digunakan warga jika ingin pergi ke Pulau Burung. Tarifnya hanya Rp20 ribu pulang pergi.

Meski alam dan lingkungannya relatif masih terjaga dengan baik, tetapi masyarakat Desa Pulau Burung juga memiliki kekhawatiran terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan faktor alam.

Kepada bakabar.com, Kamis (11/4), Samsu, warga Pulau Burung menceritakan bahwa dalam satu tahun terakhir desanya mengalami abrasi sampai 10 meter. Salah satu penyebabnya, karena tidak adanya pohon mangrove yang tumbuh di titik-titik yang mengalami abrasi.

“Contohnya di depan rumah saya. Dalam satu tahun, tanahnya terkikis 10 meter,” ungkapnya.

Oleh karena itu, saat ini masyarakat Pulau Burung yang tergabung dalam kelompok Maju Bersama terus gencar menanam bibit mangrove. Dalam beberapa hari terakhir ini, ada 7 ribu bibit yang ditanam di seluruh titik di kawasan pesisir Desa Pulau Burung. Penanaman juga melibatkan 35 ibu-ibu warga Desa Pulau Burung.

Motivasi utama warga melakukan penanaman itu tentu saja untuk menjaga Desa Pulau Burung dari abrasi. Namun, ternyata warga masyarakat di sana juga menanam pohon mangrove untuk dijual kembali. Satu bibit pohon dihargai Rp1500. Bibit mangrove itu juga sudah dipasarkan ke luar Pulau Burung.

“Bibit mangrove itu juga kami jual. Jadi, dampaknya tidak hanya positif di sisi lingkungan, tapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sini,” jelasnya.

Warga Desa Pulau Burung juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Mardani H Maming yang peduli kelestarian alam dan lingkungan di Desa Pulau Burung. Samsu mengatakan, mantan bupati Tanah Bumbu itu juga menjadi pembeli tetap bibit mangrove di Desa Pulau Burung.

Tak sampai di situ, Mardani H Maming melalui dana CSR PT. Maming Enam Sembilan juga membantu mendirikan pusat pembibitan mangrove di Pulau Burung.

“Pak Mardani pernah membeli 40 ribu bibit. Sebelumnya beliau juga membantu menanam pohon buah. Tentu kami sangat berterimakasih karena beliau sangat peduli terhadap masyarakat di sini,” sebutnya.

Ketua kelompok Maju Bersama, Hj. Harmawati, menegaskan masyarakat Desa Pulau Burung akan terus berjuang untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan.

Di samping itu, ia dan warga lainnya memiliki harapan agar usaha pembibitan mangrove makin luas, sehingga tidak perlu mencari bibit ke luar daerah. Dengan cara itu diharapkan pendapatan masyarakat setempat terus meningkat.

Baca Juga: Warga Minta Jalan Nasional Sungai Loban-Batulicin Cepat Ditangani

Reporter: Puja MandelaEditor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner