TKA Tewas Di Lubang Tambang

Tambang PT SDE Kotabaru Ditutup, Buntut Tewasnya 3 TKA China

Kementerian ESDM merespons hasil investigasi yang sedang dilakukan Inspektorat Pertambangan Kementerian ESDM di Kalimantan Selatan.

Featured-Image
Beberapa peralatan milik perusahaan pertambangan baru bara PT PT Sumber Daya Energi (SDE) di Kotabaru. Foto: YouTube Bakhtiar Latau

bakabar.com, BANJARMASIN - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merespons hasil investigasi yang sedang dilakukan Inspektorat Pertambangan Kementerian ESDM di Kalimantan Selatan.

Hasilnya, semua kegiatan PT Sumber Daya Energi (SDE) di Kotabaru ditutup untuk sementara, buntut dari tewasnya tiga orang Tenaga Kerja Asing (TKA) China diduga akibat keracunan gas saat berada di dalam terowongan.

"Kami sudah melakukan investigasi ke lapangan dan biasanya akan berlangsung selama sepekan. Hasil investigasi langsung disampaikan ke Kementerian ESDM,"  papar Inspektur Tambang wilayah Kalsel, Hendri, Sabtu (18/3).

Bekerja di terowongan tambang

Ketiga WNA Tiongkok itu meregang nyawa pada Senin (13/3). Saat itu, mereka bekerja di terowongan tambang bawah tanah di Desa Magalau Hulu, Kecamatan Kelumpang Barat, Kabupaten Kotabaru.

Baca Juga: Industri Baterai Belum Siap, Kendaraan Listrik Tingkatkan Nilai Impor

"Sebelum Kementerian ESDM memberikan rekomendasi, aktivitas pertambangan di lokasi itu harus ditutup dan tidak boleh beroperasi,” tegasnya.

Sebelum kejadian yang menewaskan 3 TKA dari China tersebut, pemeriksaan kesiapan operasional kegiatan pertambangan sedianya sudah dilakukan pada Agustus 2022. Pengecekan ternyata baru dilakukan setelah perusahaan yang bersumber dari 70 persen saham perusahaan China itu mulai menjalankan aktivitasnya.

"Kelengkapan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) memang tersedia. Namun mereka tidak memberdayakan pendamping lokal. Semuanya yang bekerja di bagian teknis merupakan TKA," papar Hendri.

PT SDE sendiri memiliki izin usaha pertambangan sejak 2014. Dikutip dari laman modi.esdm.go.id, PT SDE tercatat memiliki IUP dengan nomor 545/13/IUPOP/D.PE/2014.

Baca Juga: Detik-Detik Tewasnya 3 TKA China di Tambang Kotabaru

Menurut Hendri, kegiatan PT SDE dimulai pada tahun 2021, yakni berupa kegiatan pembangunan infrastruktur. Kemudian di tahun 2022, mereka mulai menggali terowongan.

"Sampai sekarang mereka belum operasi produksi, karena baru tahap penggalian,” beber Hendri.

Penyelidikan masih berlanjut

Sejauh ini, penyebab pasti kematian tiga TKA tersebut belum diungkap ke publik. Hanya saja, Hendri tidak menampik adanya gas beracun yang keluar saat melakukan pertambangan batu bara.

"Memang gas beracun dalam operasi pertambangan batu bara underground merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi. Namun demikian, kami tak ingin mendahului hasil investigasi," tukasnya.

Baca Juga: Rumor TKA China Pukuli TKI di Smelter GNI, Habib Banua: Usut Tuntas

Sementara itu, proses penyelidikan kematian TKA China tersebut masih berproses di Polda Kalsel. Mereka bahkan sudah menerjunkan tim gabungan sejak Rabu (15/3). 

Berdasarkan pantauan bakabar.com di lapangan, proses autopsi ketiga jenazah belum juga dilakukan. Alasannya, pihak keluarga ataupun perwakilan Kedutaan Besar China belum juga datang. 

“Belum dilakukan autopsi, karena Kedubes China belum datang," jelas Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Moch Rifa'i, Jumat (17/3).

Editor
Komentar
Banner
Banner