bakabar.com, KOTABARU – Tambang emas di Kotabaru kembali memakan korban tempo hari.
Namun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru dianggap belum mengambil sikap atas peristiwa selama ini yang terus terulang.
Seperti diketahui, tambang emas rakyat di Desa Buluh Kuning, Kecamatan Sungai Durian, Kotabaru telah menewaskan 6 korban jiwa.
Peristiwa itu terjadi setelah terjadi longsor. Enam korban mengalami luka-luka dan lima orang lainnya masih dalam pencarian di dalam reruntuhan.
Ini merupakan kali kedua aktivitas tambang emas di Sungai Durian memakan korban jiwa.
Sementara itu, sebelum peristiwa pertama tersebut, aktivitas tambang emas di Maradapan Kotabaru juga memakan korban jiwa.
Peristiwa tersebut jadi atensi banyak pihak, salah satunya Ketua DPRD Kotabaru Syairi Mukhlis.
Syairi mendesak agar Pemkab Kotabaru mengambil sikap, baik soal penataan maupun pendataan lokasi tambang emas agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.
“Tentu peristiwa ini menjadi perhatian pemerintah daerah, sebab tambang ini sudah dinilai rawan dan tidak ramah lingkungan,” ujar Syairi, Rabu (28/9).
Sejauh ini, tim SAR masih terus berjibaku melakukan pencarian sebanyak lima orang korban yang masih diduga tertimbun longsor.
Pencarian dilakukan tim SAR terpaksa dengan cara manual, sebab lokasi kejadian tidak memungkinkan dapat diakses alat berat.
Terlebih menuju lokasi tambang diduga tanpa ijin itu hanya dapat diakses dengan jalan kaki hingga enam jam perjalanan.
Sementara untuk data korban yang masih dalam pencarian antara lain Ravi (28), Bubul (40), Parin (25) Sahdi (30), dan Amut (40).