Warga Kampung Bayam

Tagih Janji Pemprov DKI, Warga Kampung Bayan Tinggal di Tenda

Warga Kampung Bayam terus menagih janji Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait penempatan di Kampung Susun Bayam.

Featured-Image
Tenda yang dibangun warga Kampung Bayam untuk tagih janji Pemprov DKI agar bisa masuk ke unit Kampung Susun Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (21/2). Foto: apahabar.com/Ryan Suryadi

bakabar.com, JAKARTA - Warga Kampung Bayam terus menagih janji Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait penempatan di Kampung Susun Bayam. Karena belum mendapatkan akses masuk ke Kampung Bayam, beberapa warga terpaksa tinggal menggunakan tenda di depan gerbang Kampung Susun Bayam, yang terletak di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Mereka tinggal di dalam tenda dengan hanya beralaskan tikar dan karpet seadanya. Bagian atas tenda berbahan terpal untuk menghindari guyuran hujan dan teriknya matahari.

Suhandi (66), warga Kampung Bayam mengaku sudah lebih dari tiga bulan tinggal di tenda yang berdekatan dengan perlintasan kereta itu. Menurutnya, bukan tanpa alasan dirinya bersama warga bertahan di lokasi tersebut.

"SK (Surat Keputusan) sudah ada, nomor sudah ada, blok sudah ada, tapi kenapa kita nggak bisa menempati (unit Kampung Susun Bayam) gitu kan," terang Suhandi saat ditemui bakabar.com, Selasa (21/2/2023).

Suhandi menyebut ada lima kepala keluarga yang memilih bertahan di tenda yang mereka bangun sejak tiga bulan lalu. Alasan harga sewa yang mahal di Kampung Susun Bayam menjadi alasan untuk bertahan.

"Kalo buat kita tarif semampu kita. Dia (Jakpro) minta kan awal Rp 1,5 juta biaya sewa, terus turun Rp750 ribu. Lansia khusus di lantai 2, ternyata lansia yang biaya sewanya paling besar," jelas Suhandi.

Sementara warga lainnya, Astuti (38) mengatakan dirinya mengetahui harga sewa baru pada November 2022. Menurutnya, mayoritas warga tidak setuju dengan mahalnya harga sewa yang ditetapkan.

"Untuk biaya sewa harus setara dengan Kampung Susun Akuarium dan Kunir. Jadi tidak membebankan warga. Karena kan, kami warga gusuran juga," terang Astuti.

Untuk itu, dia berharap pemerintah segera melakukan perubahan tarif agar warga bisa menempati unit yang ada di Kampung Susun Bayam.

"Mudah-mudahan segera masuk sebelum lebaran Idul Fitri. Masa kita mau tidur di jalan terus," ucapnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner