Depok Soal Stunting

Susi Pudjiastuti Soroti PMT di Kota Depok: Selalu Ada Penyunatan

Dia sesalkan pencegahan stunting tak maksimal. 

Featured-Image
Dokumen pribadi eks Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti, dijadikan bungkus gorengan mendadak viral di media sosial. Foto-net

bakabar.com, DEPOK - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut mengomentari Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Dia sesalkan pencegahan stunting tak maksimal. 

Sebab, anggaran diberikan kepada Pemkot Depok capai miliaran. Tak main-main. Kenyataannya, ibu hamil dan pencegahan stunting cuma berupa tahu dan kuah sup.

Susi Pudjiastuti memberikan komentar melalui media sosial X atau Twitter miliknya. Terkait kisruh PMT lokal di Kota Depok. Bahkan wanita asal Pangandaran tersebut mengaku sedih melihat kondisi pemberian PMT lokal di Kota Depok.

“Harus nangis dan tertawa .. sedih dan sedih ... apapun untuk kebaikan anak-anak bangsa selalu ada penyunatan,” unggah Susi pada media sosial X, Jumat (17/11).

Anak yang membutuhkan makanan bergizi sebagai asupan penambah pertumbuhan, namun terjadi hal yang tidak diinginkan. Dalam media sosial Susi, diduga korupsi berada di titik menghancurkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Sementara Ketua Komisi D DPRD Depok Supriatni mengatakan pihaknya berencana melakukan pemanggilan Kadinkes, Jumat (15/11). "Iya Jumat (17/11) pagi," kata Supriatni.

Baca Juga: Guru Besar UI Sentil Pemkot Depok Soal Stunting

Dia menjelaskan pemanggilan tersebut terkait anggaran stunting Rp4,7 miliar, namun kenyataannya dibagikan ke masyarakat hanya nasi di toples kecil dan kuah sayur.

"Ada yang sama pepes tahu, nugget 2 potong. Masa balita makannya nasi sama pepes tahu, atau nasi sama tahu 2 potong," tukas Supriatni.

Dia menjelaskan seharusnya untuk menanggulangi stunting harus makanan yang sehat dan bergizi. Namun, untuk program PMT lokal Dinkes Depok masih jauh dari kata bergizi. Apalagi, tutup makanan yang terdapat gambar Wali Kota Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Imam Budi Hartono.

"Mending kalau yang dikasih bagus, misalnya ditambah susu, beras dan buah, kan bagus itu, ini kan cuma nasi semangkok kecil sama kuah sayur atau nugget 2 potong. Masa gambar pimpinan daerah kasih nasinya enggak manusiawi," katanya.

Baca Juga: Miris! Makanan Tambahan untuk Stunting di Depok, Cuma Nasi dan Kuah

Di tiap wilayah pun menunya berbeda, seperti di Cimpaeun Tapos diberikan nasi dan kuah berisi tahu 2 potong. Kemudian di Rangkapanjaya Pancoran Mas pepes tahu.

Dia mempertanyakan anggaran per pack Rp18 ribu hanya mendapatkan nasi di mangkok kecil, kuah sayur di plastik dan nugget 2 potong.

"Itu anggarannya dikemanakan, tidak sedikit itu Rp4,7 miliar. Katanya mau mengatasi stunting, dengan semangat mengatasi stunting minta anggaran di badan anggaran Rp4,7 miliar, tapi kenyataannya pelaksanaan di lingkungan begitu," geram Supriatni.

"Nugget sendiri juga kita tidak diketahui menggunakan olahan daging bagus atau tidak. Katanya mengatasi stunting, kok enggak bervitamin dan bergizi," imbuhnya.

Bahkan ia menantang jika hanya menu nasi semangkok kecil dengan pepes tahu atau kuah berisi tahu 2 potong tidak perlu menggunakan APBD Rp4,7 miliar.

"Maaf-maaf kata ya, Supriatni yang dewan level kota juga bisa itu," ketusnya.

Baca Juga: Cegah Stunting, Prabowo Siap Beri Makan Siang Gratis ke 82,9 Juta Warga

Bahkan yang lebih parah, ia mendapat informasi kalau wadah makanan yang diberikan, kemudian diminta kembali untuk dicuci dan digunakan esok hari.

"Ada yang laporan wadahnya diminta lagi. Itu laporan dari masyarakat," kata Supriatni.

Ia menilai harga Rp18 ribu per kemasan bisa diberikan susu UHT, buah, puding wadah sedang atau telur yang benar-benar bisa memperbaiki gizi anak stunting.

"Kan cakep tuh, ini mah nasi sama kuah sayur gizinya apa cukup, anggarannya enggak mungkin banget sampai Rp4,7 miliar, itu uang rakyat yang banyak," jelasnya.

Dia mengungkapkan, saat pengajuan anggaran, Dinkes Kota Depok pun tidak merinci peruntukkan anggarannya.

"Dia hanya glondongan untuk mengatasi stunting, itu aja," terang Supriatna.

Baca Juga: Kecamatan Marangkayu Bareng Swasta Perangi Stunting

Supriatni pun meminta agar rapat klarifikasi Dinkes Depok digelar terbuka agar bisa diketahui publik secara luas.

"Kita mau buka anggaran Rp4,7 miliar itu kemana saja posnya dan itu uang rakyat, rakyat perlu tahu," ucap Supriatni.

Editor
Komentar
Banner
Banner