bakabar.com, BEKASI - PT Pertamina EP (PEP) baru saja menemukan sumur migas baru di Kabupaten Bekasi. Bukan menjadi kabar gembira di masyarakat.
Sumber migas baru itu bernama Sumur East Pondok Aren (EPN)-001. Lokasinya tepat di Kampung Gubuk, Desa Sukawijaya, Kecamatan Tambelang, Bekasi. Warga sekitar waswas akan dampak buruk dari sumur itu.
“Itu kan pas pengeboran berisik, dari mobilisasi mobil dia itu getarannya terasa,” kata Ketua RT 02 Desa Sukmawijaya, Kholid Sofyan Hadi, Rabu (20/12).
Baca Juga: Kesaksian Warga soal Temuan Sumur Minyak di Tambelang Bekasi
Sejak aktivitas pengurukan dan pengeboran berlangsung warga sekitar acap kali merasakan asap tebal yang mengeluarkan bau seperti gas.
“Polusi juga, dia (Pertamina) pas ada pembakaran asapnya lumayan hitam ya,” ujarnya.
Warga lainnya, Yuli (27) merasakan hal yang sama. Dia seringkali mencium bau asap dan minyak ketika sumur migas itu mengeluarkan asap.
Baca Juga: Pertamina Temukan Sumber Migas Baru, Salah Satunya di Bekasi
“Paling kalau ada asap-asap gitu ya paling bau-baunya doang. Kaya bau-bau gas gitu kaya minyak gitu,” ucap Yuli.
Saat ini Yuli terus merasa khawatir. Apalagi teringat peristiwa kebakaran yang melanda Depo Plumpang, Jakarta Utara.
“Ya takut si, katanya kan ada ceritanya bisa (meledak) jadi agak gitu (takut),” ucapnya.
Baca Juga: BPH Migas: Penyaluran BBM Harus Tepat Sasaran hingga Kawasan 3T
Dampak minor tersebut sempat membuat sejumlah warga protes. Mereka kemudian menuntut uang kompensasi.
“Kami pernah masuk ke sana minta kompensasi. Emang semenjak kita ke sana minta kompensasi, dikasih kita 2 bulan. Satu bulan itu 50 ribu per keluarga,” ucap Kholid.
Ada sekitar 200 warga Kampung Gubug yang menerima kompensasi senilai Rp50 ribu per keluarga. Sayangnya, diberikan hanya dua bulan. Yakni pada Juni dan Juli 2023.
“Tidak ada sama sekali (dana kompensasi setelahnya) terutama yang melibatkan kami RT RW. Kalau yang kita denger Pertamina itu kan ngadain santunan segala macam tapi gak pernah melibatkan RT RW,” pungkas Kholid.