Nasional

Sosok Pangeran Jaya Sumitra, Raja Pertama di Pulau Laut Kotabaru

Pangeran Jaya Sumitra pertama merupakan raja pertama di kerajaan Pulau Laut, Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Featured-Image
Makam Pangeran Jaya Sumitra Raja Pertama Pulau Laut. Foto : Apahabar.com/ Masduki.

bakabar.com, KOTABARU - Pangeran Jaya Sumitra merupakan raja pertama di kerajaan Pulau Laut, Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Berdasarkan penelusuran bakabar.com pada Selasa (8/8), silsilah Pangeran Jaya Sumitra ini ternyata masih keturunan dari petinggi dua kesultanan di Borneo.

Dalam darah Pangeran Jaya Sumitra mengalir trah Kesultanan Banjar dan Kerajaan Paser.

Pangeran sendiri merupakan putera dari Pangeran H Musa. Ia merupakan adik ipar dari Sultan Adam Al-Watsiq Billah, Sultan Banjar periode 1825-1857.

Sementara dari perkawinan Ratu Salamah binti Sultan Sulaiman, lahirlah Pangeran Panji, Pangeran Muhammad Nafis, Pangeran Jaya Sumitra dan Pangeran Abdul Kadir.

Ketua Korwil Lembaga Adat Kerajaan Pulau Laut, Donny Febryan Pratama, mengatakan pada tahun 1845, Jaya Sumitra menjadi Raja Kusan lV.

Pangeran kemudian mengambil keputusan untuk memindahkan pusat kekuasaannya ke Pulau Laut. Tepatnya di Salino, yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Pulau Laut Tengah.

Meski begitu, sambungnya lagi, wilayah kekuasaannya masih membawahi wilayah Kusan dan Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu.

"Nah, untuk memudahkan penyebutannya juga masih mengacu pada tempatnya yakni Kerajaan Pulau Laut," terang Donny, kepada bakabar.com, Selasa siang.

Donny bilang berjalan setahun lebih memimpin kerajaan Pulau Laut, Jaya Sumitra kemudian diminta langsung oleh pamannya Sultan Adam untuk menjadi penasihat Kesultanan Banjar.

Menerima titah langsung dari Sultan Adam, Jaya Sumitra akhirnya mengiyakan dan membantu pemerintahan di lingkup Kesultanan Banjar.

"Lalu kala itu, kepemimpinan Raja Pulau Laut II digantikan oleh sang adik Jaya Sumitra, yakni Abdul Kadir," jelas Donny.

Selanjutnya setelah dirasa cukup mengabdikan diri menjadi penasihat raja, pada tahun 1861, Jaya Sumitra kemudian kembali ke Pulau Laut hingga wafat.

Menjabat sebagai penasihat, Pangeran Jaya Sumitra tercatat lebih satu tahun, dan pengabdiannya lebih dominan di lingkup Kesultanan Banjar.

Menariknya, saat menjadi sosok penasihat raja pun secara otomatis Jaya Sumitra juga menjadi penghubung langsung dengan di kerajaan Pulau Laut.

"Nah, saat Kerjaan Banjar mengalami gejolak, Kerajaan Pulau Laut lah yang banyak membantu saat itu," pungkasnya.

Sementara Pangeran Jaya Sumitra bermalam di kawasan Desa Sigam, Kecamatan Pulau Laut Sigam. 

Sejak dahulu hingga sekarang penziarah dari berbagai daerah banyak yang sengaja datang ke makamnya.

Tak jauh dari makam raja itu, terdapat pula alkah atau pemakaman bagi masyarakat umum Desa Sigam, Pulau Laut Sigam.

Pemerintah daerah, bersama warga Kotabaru pun baru saja menggelar peringatan haul yang ke-162 di Komplek Raja Sigam pada awal Juni 2023 lalu.

Selain masyarakat Kotabaru yang ramai berdatangan, peringatan haul itu juga dihadiri langsung oleh tokoh asal Sulawesi dan Malaysia.

Baca Juga: Sejarah Bubur Asyura: Sejak Zaman Nabi Nuh dan Kaumnya Selamat dari Banjir

Editor
Komentar
Banner
Banner