Hot Borneo

Pangeran Jaya Sumitra, Tokoh Penting Kerajaan Banjar hingga Jadi Nama RSUD Kotabaru

Nama rumah sakit umum daerah (RSUD) Kotabaru diambil dari raja pertama di Pulau Laut, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Dia bernama Pangeran Jaya Sumitra.

Featured-Image
Nama RSUD Kotabaru diambil dari nama raja pertama di Pulau Laut Kotabaru. Foto : Staf RSUD Kotabaru for apahabar.com.

bakabar.com, KOTABARU - Nama rumah sakit umum daerah (RSUD) Kotabaru diambil dari raja pertama di Pulau Laut, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Dia bernama Pangeran Jaya Sumitra.

Alasan pemerintah mengambil nama ini agar masyarakat di Bumi Sa Ijaan lebih paham sejarah daerahnya sendiri. Selain itu, juga sebagai bentuk penghormatan kepada Pangeran Jaya Sumitra.

Pada 18 Maret 2019, Bupati Kotabaru membuat surat keputusan nomor 060/463 dan menetapkan Pangeran Jaya Sumitra sebagai nama RSUD Kotabaru. 

"Memang dari beberapa tahun lalu nama RSUD kita sudah dikenal luas dengan nama RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru," ujar Ketua Komisi II DPRD Kotabaru, Awaludin, Rabu (9/8) malam.

Baca Juga: Panen Buruk, Petani Padi di Handil Babirik Tala Gigit Jari

Pangeran Jaya Sumitra tak hanya memiliki keturunan di Indonesia. Menurut Ketua Umum Lembaga Adat Kerajaan Pulau Laut Gusti Rendy Firmansyah, zuriat Pangeran Jaya sampai ke negara tetangga, Malaysia. 

Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini pada Selasa (8/8), Pangeran Jaya Sumitra ternyata masih keturunan dari petinggi Kesultanan Banjar dan Kerajaan Paser.

Pangeran Jaya merupakan putra dari Pangeran H Musa. Ia merupakan adik ipar dari Sultan Adam Al-Watsiq Billah yang memimpin pada kurun waktu 1825-1857 silam.

Sementara dari perkawinannya dengan Ratu Salamah binti Sultan Sulaiman, lahirlah Pangeran Panji, Pangeran Muhammad Nafis, Pangeran Jaya Sumitra dan Pangeran Abdul Kadir.

Ketua Korwil Lembaga Adat Kerajaan Pulau Laut, Donny Febryan Pratama, mengatakan pada tahun 1845, Jaya Sumitra menjadi Raja Kusan lV.

Pangeran Jaya kemudian mengambil keputusan untuk memindahkan pusat kekuasaannya ke Pulau Laut,  tepatnya di Salino yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Pulau Laut Tengah. Wilayah kekuasaannya masih membawahi kawasan Kusan dan Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu.

"Untuk memudahkan penyebutannya juga masih mengacu pada tempatnya yakni Kerajaan Pulau Laut," terang Donny, kepada bakabar.com, Selasa siang.

Baca Juga: Geger! Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Kafe Jalan Anang Adenansi Banjarmasin

Setelah satu tahun lebih memimpin kerajaan Pulau Laut, Jaya Sumitra kemudian diminta langsung oleh pamannya, Sultan Adam, untuk menjadi penasihat pada Kesultanan Banjar.

Atas titah langsung dari Sultan Adam, Jaya Sumitra akhirnya mengiyakan dan membantu pemerintahan di lingkup Kesultanan Banjar.

"Lalu kala itu kepemimpinan Raja Pulau Laut II digantikan oleh sang adik Jaya Sumitra, yakni Abdul Kadir," jelas Donny.

Selanjutnya setelah dirasa cukup mengabdikan diri menjadi penasihat raja, pada tahun 1861 Jaya Sumitra kemudian kembali ke Pulau Laut hingga wafat.

Pangeran Jaya Sumitra tercatat lebih satu tahun mengabdi di lingkup Kesultanan Banjar. Selama mengabdi sebagai penasihat raja, dia juga menjadi sosok penghubung dengan kerajaan Pulau Laut.

"Saat Kerjaan Banjar mengalami gejolak, Kerajaan Pulau Laut lah yang banyak membantu saat itu," pungkasnya.

Pangeran Jaya Sumitra dimakamkan di kawasan Desa Sigam, Kecamatan Pulau Laut Sigam. Sejak dahulu para peziarah dari berbagai daerah banyak yang datang ke makamnya.

Pada awal Juni 2023 lalu, pemerintah daerah menggelar haul Pangeran Jaya Sumitra ke-162. Acara berlangsung di Komplek Raja Sigam. Peringatan haul itu juga dihadiri tokoh asal Sulawesi dan Malaysia.

Saat ini RSUD Pangeran Jaya Sumitra yang berada di Jalan Brigjend H. Hasan Basri No.57, Semayap, Kecamatan Pulau Laut Utara, berperan besar membantu memberikan pelayanan kesehatan yang fundamental bagi masyarakat di Kotabaru. 

Editor


Komentar
Banner
Banner