Wisata Dieng

Sosok Inspiratif: Firdaus, Dari Mapala ke Pelopor Arung Jeram

Dibalik wisata arung jeram Banjarnegara, Jawa Tengah yang menyenangkan dan kini sudah mulai dikenal masyarakat luas

Featured-Image
Wisatawan saat menikmati arung jeram di Sungai Serayu, Banjarnegara. apahabar.com/Irfan

bakabar.com, BANJARNEGARA – Di balik wisata arung jeram Banjarnegara yang mulai menggeliat ternyata ada sosok inspiratif di baliknya. Ya, Ahmad Firdaus (46) namanya.

Warga Desa Semampir Kecamatan Banjarnegara tersebut sejak 2004 silam terbilang gigih merintis wisata arung jeram tersebut. 

Firdaus melihat secara berbeda Sungai Serayu yang membelah sepanjang wilayah Kabupaten Banjarnegara. Ia melihat sungai yang selama ini dikenal menakutkan karena arus derasnya memiliki potensi wisata yang besar.

Baca Juga: Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Kubur 12 Korban di Kebun

Semenjak kuliah, ia sudah sering bertualang menyusuri sungai bersama teman-teman sealmamaternya di Universitas Muhammadiyah Malang Jawa Timur.

Menimba ilmu di Fakultas Peternakan, kecintaannya pada arung jeram mulai muncul saat aktif sebagai mahasiswa pencinta alam atau Mapala DIMPA atau Divisi Mahasiswa Pecinta Alam.

Kurun waktu 5 tahun mulai 1995 hingga tahun 2000 sepanjang jadi mahasiswa, ia bersama teman seorganisasi sering bertualang arung jeram salah satunya di sungai serayu.

Waktu itu, dalam benaknya, belum terlintas untuk membuka wisata arung jeram. Baru setelah 4 tahun lulus kuliah, yakni pada 2004 ia bersama temannya asal Malang berencana merintis wisata arung jeram.

Baca Juga: Kemenkop UKM Dukung Kuningan Kembangkan Wisata Alam dan Argo

Untuk mewujudkan cita-cita itu, ia bersama Rojul Arifin dan Febri membuat Serayu Adventure. Lalu mulai survei jalur, pengondisian tempat, mana yang layak untuk diarungi dan mana yang tidak. Di tahun yang sama datanglah Tri Haryanto ikut merintis wisata.

"Awal buka, pada saat itu belum banyak masyarakat yang berkunjung, dalam satu bulan paling hanya 1 orang," kata dia kepada bakabar.com saat ditemui, Sabtu (20/5).

Bukan hal mudah baginya mengembangkan wisata di Sungai Serayu. Sebab masyarakat masih mengangap arung jeram sebagai olahraga ekstrem. Animo masyarakat untuk berwisata juga belum ada. Masih perlu edukasi bahwa arung jeram adalah olahraga yang aman.

"Kan ada rescue (pertolongan) dan guide (pendamping)," jelasnya.

Baca Juga: Wisatawan Mancanegara ke Madura, ASPRIM: 70 Persen Memilih Wisata Alam

Di tahun 2005 di Jakarta, Jawa Timur dan Magelang sudah ramai wisata sejenis, namun di Banjarnegara, Sungai Serayu masih dianggap menakutkan.

"Satu tahun baru mulai ada tamu, itu pun satu bulan hanya 10 orang, kadang juga tidak ada, sehingga hanya menyewakan perahu ke Jawa Timur untuk menyambung hidup, kadang ada hasil, kadang nombok," ucapnya.

Tahun 2007 wisata yang ia rintis mulai ada titik terang atau ketika Kejurnas Arung Jeram Best Of The Best berlangsung di Sungai Serayu.

Baca Juga: Cabor Arung Jeram HSS Raih Juara Umum Porprov XI Kalsel di Loksado

Sejak lomba ini digelar, arung jeram Serayu mulai dikenal. Setiap bulannya tamu tak lagi selalu nihil. Dari awalnya hanya satu perahu, setelah itu mulai bertambah perahu. "Tamu pun terus bertambah."

Di tengah perjuangan tersebut, seorang temannya bernama Rojul Arifin dan Febri harus pulang ke Malang. Pada saat itu wisata ini belum berkembang, sedang ia punya keluarga sehingga memutuskan kembali.

Kemudian 2007, seorang rekannya bernama Ahmad Fajar mendukung dari sisi modal wisata. Baru pada 2010 ia mengganti nama usahanya menjadi ''The Pikas' atau Tempat Hiburan Enak Pinggir Kali Serayu. "Dengan mengembangan tak hanya arung jeram namun ada cottage, paintball dan juga kuliner," jelasnya.

Kini dalam satu bulan tamu Firdaus bisa mencapai 400 orang. Jumlah pekerjanya pun tak main-main, yakni mencapai sekitar 35 orang. "Semoga ini bisa terus bermanfaat untuk warga Banjarnegara," ujarnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner